Share

[52]

Dulu, Kala benci rumah sakit. Baginya, bangunan itu sarat akan umur yang sudah tua. Bau. Lapuk dan juga menyeramkan. Entah kenapa hal itu selalu terpatri kuat dalam benaknya hingga kini. Namun ketika sang ayah berada di salah satu ruang rawat, ketakutannya lenyap. Seperti sekarang. 

Dirinya sudah berada di dalam ruangan tempat semalam ia kunjungi. Duduk sembari mengupas apel untuk sang ayah. Ibunya cemberut mengetahui berita yang Kala bawa tadi. Baru saja membuka pintu ruang rawat, wanita berambut sebahu itu sudah diberondong pertanyaan mengenai pertemuannya dengan Erwin. Kala ingin sekali menampilkan wajah jengah namun tak mampu.

Ia hanya tersenyum kecil lalu menjelaskan tentang sarapan prakarsa ibunya itu. Hasilnya? Sang ibu menceramahinya panjang lebar. Katanya, Kala tidak mampu bersyukur. Pun menyalahkan dirinya kalau nanti Erwin tiba-tiba mundur menjadi calon menantu.

"Bu, perasaan enggak bisa dipaksa. Toh, Tari yang menjalani. Tari harap, Ibu mengerti."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status