Claude mengangguk. “Kalau aku nggak berakting, gimana mereka bisa masuk ke dalam jebakanku?”Lillia membatin, ‘Oh, ternyata kamu sengaja biarin media sembarangan menulis berita?’Claude menatap Lillia yang tidak berbicara. Dia menyadari bahwa dirinya telah salah berbicara. Dia pun berkata, “Aku memukul pria itu karena aku benar-benar emosi. Kamu tahu maksud hatiku kepadamu.”“Aku nggak tahu,” balas Lillia dengan dingin.Kali ini Claude kehabisan kata-kata. Dia mulai bermain gim layaknya tidak ada orang di sekitar.Lillia masih tidak mengerti. Kenapa Claude santai sekali?Saat Claude sedang bermain gim, Lillia mengeluarkan tabletnya mulai melukis sketsa.Setelah melukis selama beberapa saat, tetiba terdengar suara Claude, “Kalau kamu kerja terlalu keras, cepat atau lambat kamu akan jatuh sakit.”Lillia melukis desainnya hingga melupakan dunia di luar sana. Dia juga tidak peduli dengan apa yang dikatakan Claude.Claude menghentikan permainannya, lalu bertopang dagu melihat Lillia yang me
Mereka berdua berjalan keluar rumah sakit. Imelda tak berhenti memanggil Kelly, tetapi Kelly tidak menghiraukannya sama sekali.Setelah mereka berdua pulang ke rumah, Imelda melihat Kelly naik ke lantai atas dengan emosi tinggi. Dia memasuki kamarnya, lalu mengunci pintunya. Dengan terpaksa, Imelda hanya bisa menelepon Louis.“Kenapa kamu masih belum pulang? Di mana kamu?” Begitu panggilan tersambung, Imelda langsung bertanya dengan marah.Dulu Louis akan selalu pulang setelah pulang kerja. Namun sekarang, Louis sudah bermalam-malam tidak pulang ke rumah.“Aku lagi di luar kota. Ibu ada urusan apa?” tanya Louis dengan lembut.“Adikmu lagi marah. Kamu cepat pulang untuk bujuk dia,” balas Imelda dengan langsung.Louis terdiam sejenak, baru bertanya, “Apa dia marah karena Claude belain Lillia? Aku sarankan kalian untuk lupakan masalah itu. Perasaan Claude terhadap Lillia sangatlah dalam. Apalagi hubungan Keluarga Hutomo dan Keluarga Sentana sangat erat. Lebih baik keluarga kita nggak usah
Moonela hampir tertawa.Pasangan yang bagus?Sepertinya Louis terlalu memandang tinggi dirinya?“Aku tegaskan sekali lagi, aku nggak akan bersamamu karena adikmu itu Kelly. Nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, oke?” ulang Moonela dengan serius.Louis tidak ingin menyerah begitu saja. Dia merasa tidak seharusnya Moonela menolaknya hanya karena tidak menyukai Kelly.Tetiba Moonela merasa kasihan dengan pria di hadapannya. Dia pun berkata, “Mungkin kamu akan merasa sangat nggak adil, tapi dunia ini memang penuh dengan ketidakadilan.” Usai berbicara, Moonela pun mengangkat-angkat pundaknya berencana untuk pergi.Louis menatap Moonela yang semakin menjauh, lalu menghela napas panjang.….Setelah Lillia mengatur kamerawan acara Wima TV, dia melihat Frederick yang berada di samping.“Tak disangka wawancara kali ini akan dilakukan di tempat seperti ini.” Frederick yang sedang duduk pun tersenyum.Lillia mengangkat-angkat pundaknya. “Siapa suruh aku sial sekali?”Frederick tersenyum, lalu ber
Lillia tidak membalas lagi.Claude yang tidak mendapat respons juga tidak putus asa. Lagi pula, dia masih memiliki waktu.Tak lama setelah Claude menemani Lillia, tetiba Hans masuk ke ruangan dengan buru-buru. Lantaran terlalu buru-buru, perhatian Lillia pun tertuju ke sisinya.“Kenapa buru-buru sekali?” Claude yang tadinya sedang melihat layar laptop, mengalihkan pandangannya ke sisi Hans.Hans memberi isyarat mata kepada Claude, mengajaknya untuk bicara di luar. Claude melirik ke sisi Lillia, lalu berdiri.Lillia merasa agak penasaran, tetapi dia tidak bertanya apa pun, melainkan lanjut melukis sketsanya.Claude dan Hans berjalan ke luar ruangan. Kening Claude tampak berkerut. “Apa yang ingin kamu katakan?”“Pagi hari tadi Bu Priya diam-diam naik pesawat ke sini. Kemudian, Bu Priya dijemput Kelly ke Kediaman Jaspal. Hingga saat ini, Ibu masih belum keluar dari Kediaman Jaspal,” jelas Hans dengan suara kecil.Baru saja Hans selesai berbicara, langsung tampak ekspresi murka di wajah Cl
Saat Claude bergegas ke rumah sakit, tatapannya langsung berubah muram ketika melihat kamar Lillia yang kacau.“Sudah cukup belum?” Terdengar rasa gusar di dalam ucapan Claude. Alhasil, tidak ada satu pun di dalam ruangan berani bersuara. Tentu saja, kecuali si Lillia.Lillia sedang duduk bersandar di atas ranjang. Ketika melihat kedatangan Claude, raut wajahnya berubah semakin dingin lagi. “Gimana caranya agar Keluarga Widodo bisa melepaskanku? Apa aku harus meninggalkan Bumi dulu? Claude, setiap kali aku menolakmu, kamu nggak pernah mendengar omonganku. Kamu keras kepala sekali. Aku sudah muak untuk menghadapi orang gila seperti dia!”Kali ini Claude sungguh kehabisan kata-kata.“Desainku hari ini sudah dihancurkan semuanya. Apa kamu bisa ganti rugi? Meski kamu ganti rugi dengan uang, semuanya juga nggak ada gunanya. Claude, aku benar-benar jijik banget sama nenekmu!” Lillia sungguh marah saat ini.“Apa katamu!” Priya juga ikut merasa marah.“Cukup!” Claude memelototinya.Kedua mata
Saat polisi tiba, Claude juga tidak bersuara. Sementara itu, Imelda memeluk Kelly yang sedang menangis sambil menutupi wajahnya. Imelda memelototi Lillia dengan penuh kebencian.“Benar, aku punya bukti rekaman CCTV-nya. Begitu masuk, dia langsung memaki dan memfitnahku. Aku mau menuntutnya,” kata Lillia dengan tegas.Setelah mencatat pernyataan Lillia, polisi menatap Priya dan berkata, “Ikutlah bersama kami.”Berhubung sudah merusak tablet Lillia dan juga melukai Lillia dengan sengaja, Priya harus dikurung beberapa hari di sel kantor polisi.Priya menatap Claude sambil berkata, “Claude, aku berbuat begini demi kamu ....”“Kamu sudah merusak tablet orang dan juga sengaja melukai orang. Memangnya kamu mau aku melindungimu lagi di hadapan polisi?” tanya Claude dengan dingin.“Demi wanita ini, kamu ....”“Nenek, kamu harus tahu kalau tindakanmu ini melanggar hukum! Kalau nggak, mana mungkin polisi menangkapmu?” bentak Claude dengan marah sebelum Priya menyelesaikan ucapannya. Kemudian, di
“Kamu benar-benar mau pacaran sama Kenneth?” tanya Lillia. Dia mau tak mau teringat ucapan Claude. Dia masih tidak tahu kenapa Louis bisa tiba-tiba jatuh cinta pada Moonela.“Tentu saja! Kami masih dalam tahap pendekatan. Oh iya, nanti aku mau mengajaknya makan. Apa ada yang lagi pengen kamu makan? Aku akan sekalian membelikannya untukmu,” ujar Moonela sambil tersenyum.Wanita yang sedang jatuh cinta memang terlihat berbeda dan lebih bahagia.“Nenek akan memasak untukku. Kamu nikmati saja kencanmu dengan baik. Nggak usah peduli padaku,” jawab Lillia. Saat ini, dia harus buru-buru menggambar lagi.Setelah itu, Lillia dan Moonela mengobrol seharian. Saat hampir pulang kerja, Nadia tiba-tiba mengatakan bahwa Louis datang untuk menemui mereka.Moonela langsung menjawab, “Kami nggak mau menemuinya. Suruh dia pulang saja!”Setelah Kelly menghasut Priya untuk datang mencari masalah dengan Lillia, Louis masih berani datang kemari?Begitu mendengar jawaban Moonela, Nadia pun menatap Lillia. Kem
Setelah membiarkan Priya dikurung di sel kantor polisi selama 3 hari, Claude baru menjaminnya untuk keluar. Berhubung sudah hidup menderita selama 3 hari terakhir, dia pun terlihat linglung saat keluar dari kantor polisi.“Nelson, antarkan Nenek kembali ke Kota Pinang. Kalau dia berbuat onar lagi, kamu yang harus tanggung jawab!” perintah Claude pada Nelson.Setelah mengiakannya, Nelson pun hendak membawa Priya pergi.“Claude, kalau kamu menikah dengan Kelly, aku nggak akan ganggu Lillia lagi. Kalau nggak, aku nggak akan mengampuninya!” ujar Priya. Dia bersikeras tidak mau pergi.Claude meliriknya, lalu menjawab, “Kali ini, untung saja tabletnya masih bisa diperbaiki dan gambar desainnya juga selamat. Makanya, kamu juga hanya dikurung 3 hari. Kalau nggak, kamu tinggal tunggu dihukum. Kenapa kamu masih begitu nggak rasional meski sudah tua?”“Jangan menggertakku!” seru Priya. Dia sama sekali tidak percaya pada ucapan Claude.“Kalau nggak percaya, lanjut saja berbuat onar. Coba lihat apa