Dengan santainya, Damian membayar belanjaan Asha, sementara Asha sendiri ketar-ketir memikirkan banyaknya nominal yang harus ia ganti nanti. 'Satu juta lebih cuma dapat 2 pasang sepatu? Ah, menyesal sekali tadi aku ikut saja dengan cowok aneh ini, ini terlalu mahal, dan bagaimana aku bisa menggantinya nanti? Daripada buat beli sepatu mahal-mahal begini, lebih baik uangnya aku tabung buat nonton konser.'Asha masih memikirkan uang tadi, sampai ia tak menyadari kalau Damian sudah lebih dulu berjalan. Ia memang sedang menabung, namun untuk membeli sepatu itu rasanya ia tak rela saja. Uang itu rencananya ia kumpulkan untuk membeli tiket konser idolanya. "Harusnya tadi kita–"Ternyata Asha berbicara sendiri, Damian sudah agak jauh meninggalkan dirinya. Hanya kasir saja yang sepertinya melihat Asha seperti orang yang kebingungan. Asha menggaruk kepalanya yang tak gatal, terlihat seperti orang yang bod*h. Lalu ia pun menyusul Damian, jangan sampai dia ditinggal pulang oleh cowok itu kare
"Ke–kenapa kau melihatku seperti itu? Aku nggak mau ya melakukan hal yang aneh-aneh, kita juga baru sekali bertemu dan bukan tidak mungkin kalau kita tak berjodoh, lebih baik aku mengganti saja dengan uang daripada menuruti permintaanmu!"Jujur saja, Damian ingin tertawa melihat reaksi Asha yang berlebihan seperti ini. Belum apa-apa saja dia sudah berpikiran yang terlalu jauh."Aku bilang jangan melihatku seperti itu!" bentak Asha."Hey! Kamu pikir aku mau melakukan apa padamu? Kamu ini ternyata mesum sekali ya jadi cewek? Mengaku saja, pasti kamu membayangkan apa pada diriku?" tanya Damian sembari memasang wajah yang sangat menyebalkan, tawanya yang seolah mengejek Asha. Melihat wajah Damian, membuat Asha semakin panik. "Lantas apa mau mu wahai pria aneh? Cepat katakan! Kalau kamu mau aku mengganti uangmu, ok lah. Aku masih punya uang tabungan yang rencananya aku kumpulkan untuk menonton konser," ucap Asha. Sekarang Damian tau kalau Asha sangat mengidolakan grup boyband asal Korea
Mata Asha membulat tak percaya, ia pikir Damian tak akan mau menerima perjodohan ini. Namun nyatanya, ia malah meminta Asha untuk menerima saja. Asha nampak berpikir antara iya dan tidak, karena Damian bukanlah kriteria idaman calon pasangannya, apa lagi baru pertama saja ia sudah membuat kesalahan yang cukup fatal bagi Asha, yaitu mengolok cowok Kpop idolanya."Mikir begitu saja lama sekali! Lagi pula aku memintamu menerima bukan karena aku suka padamu, tapi aku sudah malas kalau harus dijodohkan lagi, seharusnya kamu merasa beruntung karena dijodohkan dengan lelaki seperti aku," ucap Damian penuh percaya diri sekali."Cih, PD sekali, yang ada tuh kamu musibah bagiku! Sudah lah kita pulang saja kalau begini," jawab Asha. Asha pun merasa begitu, ia juga sudah bosan mendengar omongan tetangganya yang menyebutnya akan menjadi perawan tua karena tak kunjung mendapatkan jodohnya, dan disaat ada teman Asha yang menikah, saat itulah pasti moment yang horor bagi Asha. Bagaimana tidak, Ibun
Kebetulan sekali saat Asha pulang, para tetangga sedang berkumpul di teras rumah, apa lagi yang mereka lakukan selain bertukar informasi terkini. Konon katanya, kalau semakin pelan suaranya, maka informasi tersebut biasanya memang valid. "Huft!! Ada tetangga rempong, pasti deh kalau mereka tau aku pulang bareng dan diantar oleh cowok, mereka bergosip yang tidak-tidak. Serba salah sekali sih jadi calon istri aset negara, ini masih di Indonesia loh, gimana kalau aku di Korea dan beneran nikah dengan Min Yoongi, bisa-bisa aku jadi musuh separuh penduduk bumi," Asha bergumam.Rumah Asha harus melewati sekumpulan ibu-ibu yang sedang bergosip, harus menjawab apa nanti dia kalau ada yang bertanya ia pulang dengan siapa."Sudah sampai, makasih udah anterin aku pulang dan makasih juga sepatunya, tapi lain kali mending belinya di serba 35ribu saja, masih ingat jalan pulang kan?" ucap Asha kala ia mau turun dari mobil milik Damian. Sengaja Asha tak menawarinya untuk sekedar mampir ke rumahnya,
"Ini siapa, Sha? Wah gantengnya kayak Solimin." "Solimin? Siapa itu?" Damian yang memang mempunyai wajah yang lumayan tampan pun menjadi pusat perhatian para tetangga Asha, baru kali ini ia melihat Asha diantarkan pulang oleh seorang cowok, yang kata Asha tadi adalah sopir mobil online."Ya ampun gantengnya, kalau sopirnya kayak gini sih aku mau deh tiap hari harus order mobil online walau cuma mau ke warung depan, yang penting bisa sekalian cuci mata sambil lihat orang ganteng," ujar salah seorang tetangga Asha yang merupakan pecinta sinetron dan drama mandarin. Bahkan mereka sampai tak berkedip melihat Damian yang menurut Asha biasa saja. Ia juga kesal kenapa Damian harus turun dan menyusulnya ke sini. "Maaf, sopir? Maksud Ibu ini apa ya?" tanya Damian tak mengerti. "Iya, Mas ganteng ini sopir taksi online kan? Tadi kata Asha dia pulang naik mobil online, ya udah ayo Mas ganteng, bisa nggak anterin aku dong muter-muter komplek dan jangan panggil Ibu dong, saya kan masih muda."
"Apa??" Mata Asha membulat mendengar ucapan dari Damian, ternyata cowok kulkas itu serius dengan ucapannya tentang perjodohan ini."Asha! Kok kamu terkejut begitu, bagus dong artinya upaya Ibu sama Tante Sulis berhasil, sebentar ya Nak Damian, Ibu ke belakang dulu buat minuman, kalian ngobrol aja dulu biar makin dekat." Bu Hani meninggalkan mereka berdua.Sekarang tinggal Asha dan Damian, setelah memastikan kalau Ibunya sudah masuk ia pun berkata "Apa maksud ucapan kamu tadi? Memangnya kamu pikir aku mau dijodohkan sama manusia kulkas macam dirimu? Masalah sepatu, aku akan ganti saja. Aku tidak mau cepat-cepat apa lagi kita baru saja kenal, aku masih ingin menghabiskan masa mudaku."Akan tetapi, yang diajak berbicara malah terlihat cuek saja dan tak menyahut, Damian sibuk dengan ponsel miliknya hingga tak terlalu mendengarkan Asha berbicara. Sementara Asha dibuat kesal lagi dengan sikap Damian yang seperti ini. "Hey kulkas 7 pintu, dengar tidak?" ucap Asha kesal, disaat yang bersamaa
"Iya, tadi Tante sudah telepon sama Mama kamu, dan Tante sudah bilang kalau kamu sudah setuju, besok Mama dan Papa kamu akan datang buat melamar Asha."Niat ingin mengerjai Asha malah berujung begini, dan besok ia harus melamar cegil macam Asha, gadis aneh pecinta Korea. Ia memang menganggap Asha cewek yang super aneh, sebab ia suka sekali dengan idol-idol Korea yang kerjanya hanya nyanyi sambil berjoget. Yang Damian sendiri tak tahu di mana menariknya."Tapi Bu–"Asha memang menuruti Ibunya saat bilang akan dikenalkan dengan anak dari teman Ibu, tapi ia tak menyangka sama sekali kalau akan secepat ini. Kalau saja jodoh yang dimaksud sesuai dengan kriterianya, ia mau saja menerima, tapi Damian, bahkan Asha juga tak yakin kalau ia akan suka dengannya, sikapnya yang dingin serta kaku walaupun wajahnya lumayan ganteng dan tak memalukan jika diajak ke kondangan. Damian ingin menjawab, namun ponselnya berbunyi tanda ada panggilan telepon yang masuk, ternyata Mama yang menelepon, segera ia
Mata Asha membulat mendengar penuturan Damian barusan, gara-gara tadi ia menyebutnya sebagai calon suami, kini ia dituduh bahwa ia yang ingin segera dilamar. "Sembarangan, enak aja kalau ngomong! Siapa juga yang minta dilamar sama cowok aneh dan nggak jelas kayak kamu, percaya diri sekali ya anda?"Terkadang Damian sedingin es, tapi ada pula saat sikap dinginnya juga mencair, namun ia akan bersikap sangat menyebalkan buat Asha, belum apa-apa saja, Asha sudah berkali-kali dibuat kesal olehnya, ia tak bisa membayangkan kalau nanti mereka berdua beneran menikah, lebih tepatnya terpaksa menikah sebab menuruti orang tua masing-masing tanpa ada perasaan cinta diantara keduanya. "Aku pulang dulu ya, calon istriku!" ucap Damian meledek."Geli banget deh, udah kalau mau pulang ya pulang aja!" Damian beranjak menuju mobilnya, sepanjang ia dijodohkan, baru kali ini ia bertemu dengan perempuan seperti Asha, ia berbeda dengan perempuan kebanyakan, tak suka make up dan memakai high heels, tidak