Share

18. Mencoba Cari tahu

“Mas.” Aku mencolek lengan mas Haikal setelah Andi berjalan ke luar gerai kopi.

“Apa?”

“Apa kamu nggak kepikiran kalau yang menelepon Andi itu dokter Bambang yang sama, dengan dokter yang memeriksaku dulu?” tanyaku dengan mata yang memicing ke arah mas Haikal.

“Ada sih pikiran kayak begitu, Manda. Memangnya kenapa? Kamu mau komplain karena dokter Bambang salah diagnosa? Kalau mau komplain, aku akan dampingi,” sahut Mas Haikal serius.

“Apa masih bisa komplain sedangkan waktu sudah berjalan hampir dua tahun?” ucapku sendu.

“Kenapa nggak bisa? Karena dia, ibu langsung mencap kamu mandul dan menyodorkan Meta padaku. Paling nggak kalau kita komplain, ada permintaan maaf dari dia,” sahut mas Haikal.

Aku menghela napas panjang, karena bukan itu tujuanku. Buat apa komplain? Sudah basi aku rasa.

“Aku malas untuk komplain. Tapi, ada yang mengganjal di hatiku selama ini,” ucapku yang membuat mas Haikal mencondongkan tubuhnya untuk mendengarkan dengan jelas suaraku, karena aku bicara dengan sanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Arita Dhamayanti
waaaah dokter bambang jahat tuh anak ny hamidun n laki ny g mo tanggung jwb d lempar k haikal deh 🫣...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status