Share

96. Keraguan Ridwan

Aku akhirnya membawa pulang Siska dengan memesan taksi online kembali. Sepanjang perjalanan, kami saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga tiba-tiba Siska mengeluarkan suaranya, memecah keheningan di antara kami.

“Oh iya, motorku ke mana, Mas?” tanya Siska dengan suara cemas. Sebelumnya Siska memang tak tahu tentang motornya. Saat aku berbincang dengan sopir taksi tadi, Siska kurang menyimak karena masih syok dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

“Aku taruh di bengkel yang ada di dekat lokasi kecelakaan tadi, Sis. Kamu tenang saja. Biar aku yang mengurus semuanya. Kamu setelah tiba di rumah, harus istirahat. Dagang mpek-mpeknya ditunda dulu saja, ya. Pentingkan kesehatan kamu dulu,” sahutku dengan senyuman.

“Tapi, apa nggak usah repot-repot, Mas. Biar nanti adikku yang mengurus semuanya setelah dia pulang kuliah nanti. Bisa aku minta bon dari bengkel itu?”

Aku sontak menggeleng. Tentu saja aku menolaknya karena kalau aku serahkan bon itu, maka hilang harapanku unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status