Share

Bab 1742

Orang itu ternyata adalah Bahran yang terluka parah karena Luther.

"Tetua Bahran, kamu terluka ya?" kata pria bertopeng di kursi naga itu tiba-tiba dengan suara yang rendah dan serak.

"Hanya luka kecil saja, nggak akan mati," kata Bahran dengan napas yang terengah-engah dan memuntahkan darah.

"Sepertinya lukamu cukup parah. Makanlah obat ini." Pria bertopeng itu tiba-tiba mengayunkan tangannya dan mengeluarkan sebuah pil hitam.

"Terima kasih." Bahran langsung mengambil pil itu dan menelannya tanpa ragu-ragu. Pil ajaib dari Paviliun Lingga sangat langka dan berharga, sehingga luka parah pun bisa segera sembuh. Pil ini tentu saja hanya bisa dinikmati oleh para eksekutif paviliun itu.

"Tuan Kenji ...."

Saat Bahran hendak mengatakan sesuatu, pria bertopeng itu mengangkat tangannya untuk menghentikan Bahran. "Sekarang namaku adalah Yusuf, kamu boleh memanggilku Tuan Wiyasa atau Tuan Kenji. Jangan menyebut identitas yang lama lagi."

"Baik, Tuan Yusuf," kata Bahran sambil membungkuk dan menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status