Share

05.Sang Penerus

“Aku suka gaya bertarungmu, Anak muda!” puji Marvin Rock.

Mengejutkan, Zavy tercengang saat melihat pria terkaya itu telah berdiri pas di sampingnya. Zavy tahu sosok Marvin Rock. Siapa yang tidak tahu dengan pendiri dan pemilik The Rock Holding Company itu?

Zavy cuma bisa tersenyum kaku saat mendapatkan pujian dari sang idola dan panutannya. “Aku bukan siapa-siapa, Tuan. Tidak ada yang spesial dariku.”

‘Kau juga tidak suka pujian. Aku yakin, kau adalah orangnya’. Marvin Rock menatap Zavy cukup lama, memperhatikan setiap detail wajah Zavy. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, alisnya yang cukup tebal dan agak melengkung, dagunya yang belah, dan tirus. ‘Aku seperti melihat diriku pas masih muda’

Di usianya yang sangat dewasa, wajah Marvin Rock tak tampak muda lagi, tampak kerutan halus menggelayut di sekitar wajahnya. Dia terlalu banyak melewati masalah berat dan pelik, serta satu problem besar yang hingga saat ini masih juga belum terpecahkan. Lebih dari dua puluh tahun lamanya dia belum bisa lepas dari misteri itu.

“Siapa nama mu?” tanya Marvin seraya tersenyum hangat, matanya perlahan berbinar bahagia.

“Zavy, Tuan. Hanya Zavy. Aku tidak punya nama belakang.”

“Aku pikir, kau sering ikut kontes bela diri, seperti tinju, MMA, dan sebagainya."

Zavy menggeleng kecil seraya menjawab, “Aku hanya belajar dari beberapa teman yang punya keahlian bela diri, mempelajarinya secara kilat, selebihnya aku sering bertarung di jalanan.”

Petarung jalanan? Ya, Mike Tyson bisa menjadi Legend karena tak lepas dari pengalamannya dalam berkelahi di jalanan, setidaknya dia bertarung tiga kali dalam sehari. Karakter dan mental bakal terbentuk dari keseharian, tentu saja.

“Kau orang Gloriston? Atau dari luar?”

“Aku asli orang Gloriston. Sejak kecil aku tinggal di Gloriston.” Zavy malu berbicara dengan sosok hebat semacam Marvin Rock. “Aku pernah bermimpi bekerja di The Rock Holding Company. Setelah lulus nanti, aku akan coba melamar di sana. Tidak lama lagi aku lulus, Tuan.”

Marvin Rock mengangguk. “Dengan senang hati. Kau bisa bertemu denganku langsung nantinya, Zavy. Aku menjamin kau pasti bekerja di sana. Rock Electra, Rockxill, atau perusahaan lainnya?”

Zavy malah bingung ketika dicecar pertanyaan demikian. Dia tahu tidak mudah bisa masuk bekerja di salah satu perusahaan milik The Rock Holding Company. Rockxill merupakan salah satunya sebab Rockxill merupakan perusahaan migas terbesar di negeri ini, jadi tentu sebuah kebanggaan tersendiri kalau bisa bekerja di sana.

“Kau minat di bidang apa, Zavy?”

“Sains, energi, teknologi. Tuan, selama kuliah, aku mempelajari unsur kimia Glorisium yang pernah kau temukan. Aku sangat mengagumi mu sebagai ilmuwan dan pebisnis.”

Namun, Marvin Rock tidak suka pujian. “Masih banyak ilmuwan dan pebisnis yang jauh lebih pintar dan hebat dari pada aku, Zavy.”

“Tuan, aku juga suka dengan caramu bertarung. Aku pikir, kau petarung MMA, tapi rupanya aku salah.” Zavy mengusap kepala bagian belakangnya dan tersenyum lebar.

Dia tidak pernah terpikir kalau bisa bertemu dengan Marvin Rock sebab dia tahu bahwa tidak sembarang orang bisa bertemu dan mengobrol dengan Marvin Rock. Beberapa saat Zavy mengerling ke sekitaran, lalu terhera-heran.

“Tuan, kenapa Tuan tidak pergi bersama bodyguard? Biasanya Tuan ke mana-mana pasti ditemani oleh para penjaga.”

Marvin Rock menepuk-nepuk pundak Zavy penuh keakraban, seakan-akan mereka sudah mengenal dalam waktu yang lama. “Sudah beberapa bulan ini aku pergi ke mana-mana seorang diri. Aku kurang nyaman kalau pergi terus berada dalam kawalan.” Marvin Rock menghembuskan napas panjang, begitu menikmati detik-detik sekarang.

Ketika melihat motor matic listrik butut di samping Zavy, lantas Marvin Rock cukup kaget. “Zavy, apa kau nantinya mau pergi ke mana-mana pakai mobil mahal?” Lalu Marvin Rock melemparkan arah telunjuknya Volkswagen seharga jutaan dollar di sana. “Apa kau mau punya Volkswagen, Ferarri, Audi, dan lainnya?”

Zavy sangat miskin, meskipun takdir enak belum pernah menghampiri dirinya, setidaknya dia juga punya sikap idealis, di mana dia masih punya impian dan harapan, suatu saat tentu bisa sukses dan hidup penuh kebahagiaan.

“Siapa saja pasti mau punya mobil mewah dan bagus, Tuan.” Tetapi, Zavy tidak memasang hal demikian sebagai target pertamanya. Lagi pula, butuh waktu berapa lama dia bekerja hanya untuk punya satu Volkswagen seharga jutaan dollar? Baginya, punya pekerjaan layak dengan bayaran lebih dari seribu dollar per bulan sudah membuatnya sangat bersyukur. Pelajaran lain yang berharga setelah dia melewati hari-harinya yang gelap dan menyedihkan, membuatnya gampang bersyukur.

“Jika kau bertekad kuat dan diiringi dengan upaya yang sungguh-sungguh, kau akan mendapatkannya, Zavy!”

“Tuan, apakah kesuksesan seseorang tergantung dari kerja keras semata? Masalahnya, banyak orang di dunia ini yang bekerja dengan sangat keras, menggunakan otak dan otot, tapi tidak lebih dari satu persen mereka yang bisa meraih kesuksesan sejati.”

Heran, kagum, takjub, semua rasa itu bercampur aduk di hati Marvin Rock. Marvin membangun kesuksesan besarnya semenjak muda. Jika ditanya apakah Marvin bisa sukses murni karena kerja keras semata, tanpa pengaruh lainnya? Jawabannya tentu tidak.

Meskipun Marvin sangat cerdas terutama mengelola bisnis besar, bukan berarti dia tidak punya keberuntungan dalam hidupnya. Ya, Keluarga Rock di Gloriston mendadak kaya raya setelah Marvin menemukan harta karun terpendam di bawah tanah milik keluarganya

Glorisium yang mereka kelola selama puluhan tahun telah memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga mereka berhasil menjadi keluarga terkaya dan sangat terpandang di negeri ini. Triliunan dollar, tak terhitung lagi. Marvin Rock tidak hanya kaya raya, dia juga bangsawan dan penakluk mafia.

Marvin berusaha menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan apa yang terlintas di kepalanya. “Zavy, aku pernah mendengar seseorang berkata, ‘Jika kesuksesan itu berasal dari kerja keras, banyak orang di luar sana yang kerjanya sudah sangat keras tetapi tetap tidak bisa sukses,’ Lalu orang itu pun berkata, ‘Kebetulan, orang bisa sukses bukan dari kerja keras, melainkan kebetulan’. Ada benarnya tetapi aku tidak sependapat. Kau lihatlah orang sukses, selain bekerja cerdas dan keras, mereka juga terkadang mendapatkan keberuntungan. Zavy, jika kau pikir kau sulit sukses meskipun telah bekerja sangat keras, kau harus mengharapkan keberuntungan dan takdir baik. Percayalah terhadap takdir, sebab ada orang yang tidak percaya takdir tapi mereka tidak bisa mengubah keadaan, bagiku itu ironis.”

Zavy mengangguk paham. “Takdir baik dan keberuntungan,” Zavy bergumam pelan mengulangi omongan Marvin, lalu membenamkan omongan bijak itu ke dalam ingatannya. “Tuan, aku permisi, soalnya aku sedang buru-buru.”

“Kau mau pergi ke mana?”

“Acara Anniversary ke-25 Charlton Property Group. Acaranya dimulai sore ini. Aku harus siap-siap.” Zavy menyalakan mesin motor matic murahannya. “Sampai jumpa, Tuan.”

“Baiklah, sampai berjumpa lagi, Zavy.” Marvin berjalan seraya mengawasi punggung Zavy yang kian menjauh, sambil bergumam dalam hati, 'Kau adalah sang penerus!'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status