Share

Part 14

Ningroem menatapnya sejenak berhenti mengunyah nasi. Kemudian meneruskan mengunyah. Setelah ku telan baru aku menjawab pertanyaannya.

"Aku tak mau menjadi bebanmu, apalagi aku punya dua tanggungan."

"Mas, paham itu sudah menjadi tanggungan Mas juga bukannya beban tetapi sudah kewajiban."

Ningroem menatap kedua manik netra Dani untuk mencari kesungguhan dalam ucapannya. Betulkah pria ini tulus memintaku untuk berhenti kerja? atau hanya mencari simpatik saja? Aku sungguh bingung.

"Tidak ah, Mas. biarkan Aku tetap bekerja." pinta Ningroem memaksa. Karena dirinya merasa tidak enak jika kedua anaknya menjadi beban Dani juga.

"Ee ..., Atau begini saja. Adik buka potong ayam saja di depan, nanti Mas ambilkan dari bos. lumayan tuh untungnya bagaimana?" kata Mas Dani memberikan masukan.

"Bagaimana, ya? beri kesempatan untuk Ningroem berpikir dulu. Ya, Mas?"

"Baiklah."

Mungkin memang niat Dani baik supaya Ningroem tidak kecapean kerja.

Apakah Jika Jualan ayam potong di sini laku, nggak, ya? N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status