Share

Part 22

"Ya, Dek. Ada apa? apa ada yang ingin dibicarakan?" tanya Dani menoleh ke arah Ningroem yang duduk di sebelahnya.

Pria itu membenarkan posisi duduknya berhadapan di atas karpet karena memang keadaan rumah Ningroem sangat sederhana. Dani duduk bersila dan Ningroem duduk berselonjor menyandarkan punggungnya pada tembok.

"Adek ingin coba jualan di depan rumah boleh enggak?" tanya Ningroem akhirnya perkataan itu terlontar juga dari bibirnya. Dadanya berdekup takut Dani tidak setuju dan akan memarahinya.

"Jualan apa? Mendingan enggak usah. Nanti kamu capek bagaimana dengan bayinya?" sahut Dani balik bertanya. Ia sepertinya lebih mengkhawatirkan bayi yang ada di perutnya daripada dirinya sendiri. pikir Ningroem

"Ya sudah jika Mas menolak tak apa."

Ningroem terlihat kesal wajahnya langsung berubah masam. Ia kesal pada Dani yang tidak mau mengerti keadaannya. Ia hanya ingin menjemput rizkinya sendiri tanpa harus terus bergantung pada Dani. Karena ia memiliki tanggungan satu lagi yaitu anak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status