Share

BAB 17 Menjadi Idaman Semua Pria

Mobil pun tiba di rumah Stella. Aksa bergegas membukakan pintu untuknya, dan Stella langsung keluar.

Dengan langkah gontai, ia turun sambil menangis, air matanya mengalir deras di pipinya.

Aksa memandangnya dengan bingung dan cemas.

"Kenapa dia menangis?" tanya Aksa pada dirinya sendiri, menatap punggung Stella yang menjauh.

Aksa tidak bisa menahan diri.

Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, ia memutuskan untuk mengejarnya.

Ia melangkah masuk ke dalam rumah, menyusul Stella yang berjalan menuju kamarnya, terisak-isak.

Di dalam kamar, Stella menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Dia menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal yang empuk dan menangis di dalamnya, suaranya teredam oleh kain lembut.

Aksa membuka pintu dengan perlahan, berjalan hati-hati agar tidak mengejutkannya.

Tangisan Stella kali ini tidak biasa. Seorang yang biasanya bahagia dan dingin, tidak mungkin menangis tanpa alasan yang kuat.

"Stella, ada apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status