Share

Bab 17. Wasiat?

Siang ini aku berusaha keras untuk konsentrasi pada perkerjaan. Mencoba tidak memperdulikan perasaan aneh yang menggerogoti hati.

Aku tahu sebagai wanita yang dilamar oleh si Bos, seharusnya aku mempertanyakan tentang kepastian omongan Clara. Sebelum patah hati dan berharap lebih, aku rasa hati ini wajar untuk memastikannya tapi lagi-lagi rasa gengsiku menahannya.

Aku pikir mau cinta pertamanya Athar itu Clara kek, Tamara kek, Inul Daratista kek, atau Ayu Tingting pokoknya gak ada urusan. Aku kan belum sah jadi istrinya, bisa disangka posesif buta kalau aku bertanya. Belum jadi apa-apa udah repot, ih jijay!

Alhasil, daripada gondok dan cemburu gak beralasan, aku memilih untuk lebih fokus ke pekerjaanku yang sempat tertunda yaitu membuat laporan bulanan.

Lama. Aku terus berada di kubikel dan mengerjakan banyak hal sampai akhirnya tak terasa jam makan siang tiba. Beberapa orang di divisiku sudah mulai beranjak dari kubikelnya, begitu pun aku. Namun, saat aku baru berdiri tiba-tiba ponse
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status