Share

Bab 18. Keputusan

Mamah menyuruhku menikah lagi. Ini hal aneh yang terjadi hari ini. Aku tercengang, bibirku kelu dan diri ini membatu karena terkejut.

Di saat sakit, Mamah malah memintaku menikah.

Ini aneh. Sungguh, di luar ekspektasiku.

"A-apa, Mah? Me-menikah lagi?" tanyaku tercekat. "Kenapa Mamah tiba-tiba bilang gitu? Mah, tolong jangan memikirkan itu sekarang lebih baik Mamah pikirkan kesehatan Mamah," ucapku seraya memegang tangannya.

Mamah tersenyum di balik alat penunjang pernafasannya seraya berkata pelan. "Mamah mungkin gak akan hidup lama, Sayang. Mamah ingin kamu bahagia, Mamah ingin melihat lelaki yang akan menjaga dan menjadi imam bagi kamu sebelum Mamah pergi Kania. Jika Mamah sudah melihatnya mungkin Mamah gak akan berat meninggalkan kamu sendiri," ujar Mamah membuat tangis yang sedang kutahan ambrol.

Aku duduk seraya menggenggam tangan Mamah yang tak sekuat dulu. "Mah, Mamah jangan berpikir begitu. Umur Mamah insya Allah masih lama. Mamah gak boleh mendahului takdir. Kania ingin Mama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status