Share

Bab 17

“Sakit ya?” tanya Mila wajahnya meringis seolah ikut merasakan perih.

Waldi terkekeh pelan. “Sakitnya tidak seberapa kok, aku kan lelaki kuat.”

Wajah Mila langsung berubah datar. “Tapi tadi buktinya teriak-teriak kesakitan.”

“Aku menyesal sudah mentato tubuhku. Menghilangkan tatonya lebih sakit dari pada saat mentato,” ujar Waldi, nampak ada rasa penyesalan.

“Dan untuk bisa hilang sempurna itu membutuhkan waktu lama,” sambung Waldi.

“Sudah dibilang tato itu tidak boleh, tapi tetap saja masih ada yang ngeyel. Aku bingung apa sih sebenarnya yang mereka cari dari buat tato di tubuh mereka? Padahal proses pembuatannya saja sangat sakit, bayangkan saja kulit sehat ditusuk-tusuk menggunakan jarum yang berisi tinta,” ujar Mila.

“Ada yang sebagai seni dan ada juga sebagai pengalihan rasa sakit dari sini.” Waldi memegang tepat di mana jantungnya berada.

“Mau langsung pulang atau makan siang dulu?” tanya Waldi saat memasuki mobil.

“Makan siang dulu saja yuk, sepertinya bakso enak d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status