"AAAAAAA!!!!" Husein tersentak kaget saat mendengar teriakan nyaring dari arah sampingnya, dimana kepala Reynata sedang berada di dada lelaki itu. Sebuah posisi yang disukai Reynata agar tidurnya lebih nyaman."Ay? Kenapa? Hei istighfar, apa kamu mimpi buruk?" tanya Husein gelagapan, mengingat ini masih pukul dua malam.Rey yang sadar keberadaan sang suami disisinya refleks duduk dan menengok ke kanan dan kiri dengan panik."Ini dimana?!" Pekiknya sambil menatap mata Husein dengan tatapan kalut.Ustadz tampan itu mengerutkan keningnya, ia mengedipkan matanya bingung dan mengelus lengan sang istri lembut. Ia juga ikut celingukan sana sini, mencari objek yang dimaksud Reynata."Sebentar ya sayang.."Husein menyamankan posisi mereka berdua karena saat ini Reynata benar-benar ketakutan. "Kita di kamar sayang, kenapa hm?" Rey mengedipkan matanya bingung. la lalu mengalihkan pandangannya ke segala arah.Mereka berada di kamar mereka sendiri, kamar yang sama seperti yang dia lihat beberapa
"Jadi, apakah calon istri saya yang kedua cantik?" goda Husein. Hmm sepertinya dia belum jera dengan segala ancaman Reynata. Masih saja punya nyali untuk menggoda istrinya itu."CANTIK BANGET!" setelahnya Reynata dengan segera mengambil bantal dan memukulkannya ke arah Husein."Eh udah berani sekarang pukul-pukul?"Tidak, Husein tidak marah melainkan gemas karena istrinya itu semakin berwajah merah padam."Habis akang ih, jangan bahas lagi ah. Rey jengkel, kesel, marah, sedih, terlebih apaan dia bilang 'jangan marah sama calon suami saya' Dan akang tau? Akang diem aja ditarik-tarik sama dia." cecar Reynata yang kembali mengulang momen cemburunya itu. Padahal itu benar-benar hanya mimpi. Tidak terjadi apapun pada rumah tangga mereka, dan Husein sudah kembali padanya tadi sore.Setelah isya, Reynata memutuskan untuk tidur lebih dulu karena rasa lelahnya setelah menemani anak-anak santri lomba karikatur antar sekolah menengah atas. Dan mimpi itulah yang Rey dapatkan dari rasa lelahnya."
"Akang ini beneran boleh? Rey boleh jalan-jalan sama Nadine ke Jakarta?""Kok masih aja gak percaya? Boleh istriku.. sana jalan-jalan saja semau kamu ya, kartu ATM ada di kamu kan? Beli apapun yang kamu mau, pokoknya seneng-seneng aja ya."Yang diperintah masih tak berkutik apa-apa karena jujur Reynata sendiri bingung, kenapa suaminya tiba-tiba minta Reynata jalan-jalan, belanja, dan sang sahabat Nadine sudah menjemputnya tadi."Yang penting jangan kecapekan. Maksudnya kalau terasa kram perut atau pusing, langsung istirahat. Oke?"Sontak Reynata mengangguk bahagia."Sampai jam berapa Rey boleh ke Jakarta?""Pokoknya jam lima sore udah harus di rumah ya.. dan jangan lupa sholat ya.""Siap captain!" Reynata membawa kedua tangannya melingkar di leher Husein dan mengecup pipi serta bibir suaminya berkali-kali. Sebagai tanda bahwa dia sangat senang, juga berterima kasih pada suami yang mengerti ngidamnya.Betul, sejak seminggu lalu, tepatnya ketika Reynata mimpi buruk itu, dia tiba-tiba m
Oke, kembali ke niat awal.Hari ini Husein dan kedua anaknya dalam rencana akan membuat kue ulangtahun spesial dan pesta kecil-kecilan di rumah, mumpung sang tokoh utama sudah pergi.Rencana ini sejatinya sudah dipikirkan Husein dari satu minggu lalu dan untungnya semua orang setuju, dan saling membantu untuk merealisasikannya. Nadine yang siap menemani Rey ke Jakarta, dan dua anaknya yang siap membantu mendekorasi rumah.Tadinya akan dibantu oleh ayah bunda, namun karena ada halangan mendadak jadi Husein membiarkan mertuanya untuk pergi sebentar dan membantu jika urusan mereka sudah selesai."Jadi apa yang akan kita lakukan, Abi?""Pertama kita siapkan dulu bahan kuenya ya.."Terigu, telur, gula, pengembang makanan, coklat batang, dan bahan kue lainnya sudah disediakan oleh Husein dan disimpan di tempat yang tersembunyi dari sang istri. Itu sebetulnya yang belanja semua adalah Retno, anak itu bisa diajak kerja sama. Dan dengan telaten, Husein masukan semua bahan ke wadah sesuai takar
"BAROKALLAH FI UMRIIK, UMA REY!!!"Saat lampu yang awalnya mati lalu menyala, semua orang berteriak mengucapkan selamat ulang tahun pada perempuan itu Dan Husein sendiri terkekeh ketika melihat mimik Reynata yang benar-benar terkejut, menerima semua kejutan yang tak disangka-sangka ini.Dapat dikatakan bahwa Husein berhasil dalam misinya membuat kejutan ini, mengumpulkan semua orang yang dicintai Reynata, hadir dan berbagai kebahagiaan. Mata cantik itu kini berbinar, menatap satu persatu sosok yang selalu Rey sayangi."Kalian hikss.. ini apa coba maksudnya?" Tak bisa dibendung lagi, air matanya langsung menetes begitu saaja."Rey, anak bunda.. selamat ulang tahun ya.. Bunda ingat, puluhan tahun lalu saat pertama kali menggendong kamu yang masih bayi merah..""Ayah bahkan menangis sambil mengadzani kamu Rey, dulu kamu pipis di baju ayah tapi ayah tertawa melihatnya. Sekarang, putri ayah sudah besar, sudah memberikan ayah cucu yang soleh solehah, ayah bahagia kamu menjadi putri ayah.."
(POV Reynata)"Apa ini? Kelopak bunga mawar.. cantik banget!!" Berapa kali pun aku mengucek mata, aku tetap melihat pandangan kamar terhias ini yang sangat cantik. Seprai putih polos dengan taburan bunga dan lilin berbentuk love, ini benar-benar di luar bayangan aku. Kapan akang menyiapkan ini semua? Enggak, maksudku bagaimana bisa akang memiliki ide romantis seperti ini?"Aku terharu.." Boleh dikatakan lebay, tapi aku menitikkan air mata saat ini.Ya Allah, aku tak bisa berhenti bilang alhamdulilah sebanyak-banyaknya, aku sudah tidak tau sesayang apa engkau padaku, hingga Allah memberikan begitu banyak kebahagiaan untukku.Pada ulangtahun yang ke berapa ya?? Pokoknya pertambahan usiaku sekarang ini, aku hanya minta tolong ya Allah, jangan ambil orang-orang yang begitu berharga ini.Aku sayang semuanya, aku sayang Akang, si kembar, ayah bunda, Retno, dua sahabatku yang selalu ada, dan calon bayi kami. Pantasan aja aku kaget ketika akang tiba-tiba nyuruh aku jalan-jalan ke Jakarta, ke
"Sebetulnya kamu kenapa sih Ay?" Sejak tadi Husein tak berhenti mengerenyitkan keningnya karena bagi Husein, tingkah istrinya ini sungguh aneh. Tidak ada yang marah, tidak ada menegurnya, tapi wanita itu terus-terusan menangis dengan meminta maaf untuk hal yang sebetulnya bukan sebuah masalah untuk Husein."Huhuu maaf, Rey ngabisin uang akang terlalu banyak..""Ya Allah, tapi saya tidak marah. Di mana letak saya harus marah? Uang bisa dicari, tapi kebahagiaan kamu tidak bisa digantikan. Saya memang ngasih kartu atm itu untukmu supaya kamu bersenang-senang, apa saya ngasih limit buat kamu? Tidak kan?"Dan Rey langsung membeku seketika. Apa yang dikatakan suaminya benar semua? Apa yang dia tangisi sebenarnya?! Husein tidak melarang apapun, tapi Reynata menangis seolah-olah Husein protes karena uangnya habis hampir menyentuh angka 50 juta."Akang hikkss beneran gak marah?"Husein jelas langsung menggeleng."Coba lihat ke belakang kamu? Kamu tidak senang? Daripada menangis, ayok kita tid
DrrtDrrttDrttponsel milik Husein tak hentinya berdering dan jika tak diangkat saat itu juga, tak ada yang menjamin bahwa si penelepon akan diam. Akhirnya, pada dering ke empat, Husein memaksakan dirinya untuk segera duduk, mengambil benda persegi kecil di atas nakas.Ini jam setengah sebelas malam, dan siapa yang berani ganggu mereka. Dengan perlahan, sambil menatap tubuh istrinya yang terlelap di sampingnya, Husein segera mengangkat telepon tanpa nama itu."Assalamualaikum.." Husein tak lupa mengucapkan salam."Waalaikumsalam, apa kah benar ini dengan bapak Husein Alfarizi?""Benar, ini siapa ya?""Ini dari rumah sakit Bandung Center medical, mau menginformasikan bahwa pasien wanita bernama Sarah Halwaza tengah mengalami kecelakaan mobil dan kini menerima perawatan di ruangan unit gawat darurat. Apakah anda sebagai walinya, bida segera datang? kami perlu mengurus administrasi."Saat itu juga, Husein seperti berada di dua pilihan. Pergi mengurus seseorang yang sudah menjadikan Huse