Share

Sosok Suami Sempurna

"Assalamualaikum Uma.. kita puyang uma.."

Si kembar yang suaranya menggelegar itu terdengar sampai ke ruang meja makan dan aku sama sekali gak beranjak dari sini setelah tadi Akang mematikan telepon aku secara sepihak hingga membuat suasana hatinya memburuk.

Lebay? Iya boleh lah aku dikatakan lebay atau cengeng soalnya ini pertama kalinya Akang secuek itu sama aku. Biasanya, Akang yang telepon duluan dan nanya ke aku sampai ke akar-akarnya. Tapi tadi? Hikss bahkan langsung ditutup gitu aja..

"Waalaikumsalam... hai anak-anak Uma.."

Aku merentangkan tangan dan bersiap menyambut kehadiran mereka ke dalam pelukanku.

"Loh uma nangis?"

"Uma sedih ya? Ciapa yang nakay?"

Oh ya Tuhan, pasti mereka liat wajahku yang merah padam ini gegara aku barusan aja nangis. Aku terlalu malas untuk cuci muka dan menghilangkan jejak air mata dan sekarang jadinya diwawancarai deh sama mereka.

"Enggak kok, Uma gak nangis. Uma cuma kelilipan semut tadi, makanya mata Uma perih." Yah, aku boong dikit lah, soalny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status