Share

Astaga

Ace menyesali keputusannya untuk duduk manis sambil menelepon Armando. Namun, dia tidak punya pilihan lain. Dengan niat yang sudah paten dalam hati sejak skenarionya matang, ia bertanya bagaimana hasil dari pembobolan kamar hotel Pamela.

Armando menghirup rokok elektriknya di serambi bungalow beratap jerami. Semilir angin di pedesaan dengan sawah yang menghijau membawa asapnya menghilang dengan cepat.

“Orang resepsionis ngomong si brengsek itu kemarin datang. Damian udah ambil semua barang Pamela. Aksesnya lebih gampang!” ujar Armando sembari melangkah ke parkiran.

“Usahamu gagal buat mengamankan Pamela, mau apa sekarang, Pak?”

Ace terdiam, lalu menarik napas. “Cari Damian. Jangan sampai data pribadinya digunakan untuk macam-macam! Pamela udah jadi anggota geng anakku! Dia tidak akan lepas dariku.”

Armando mencibirnya dengan terang-terangan sambil bersandar di badan mobil.

“Jangan menggunakan Berlian sebagai alat, Pak!”

“Maksudmu apa?” Ace berdiri, meninggalkan gelasnya yang masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
sabar mel....
goodnovel comment avatar
Claresta Ayu
Sabaaaar ya Mel....
goodnovel comment avatar
Narsi Harsono
Semangat Mel..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status