Share

44. Cinta Itu Telah Mati

"Jangan, Mbak!" sergah Arga saat aku akan menemui Mas Baja.

"Tapi, Ga," ucapku melihat tangan Arga yang lancang menyentuh tanganku.

"Tunggu sini dulu. Kita gak tahu apa yang akan Mas Baja lakukan. Cari aman, Mbak!" Arga bersikeras melarangku menemui Mas Baja. Aku pun menatapnya kesal.

"Woy Amira keluar kamu. Jangan main sembunyi-sembunyi seperti ini! Sama Teo juga. Keluar kalau berani! Jangan bisanya cuma nyuruh orang buat jadi pengacau!" Mas Baja terus berjalan. Ia berada di area tengah restoran yang cukup lapang. Tatapannya tidak jelas.

Melihat wajahnya yang seperti orang kerasukan dengan tatapan menyalak buas membuatku menciut. Aku berniat bersembunyi di balik punggung Arga.

"Diam di situ! Aku sudah melihatmu Amira!" teriak Mas Baja. Sepertinya pergerakanku terbaca.

Sial. Kalau sudah begini apa iya aku tidak maju untuk menghadangnya? Terpaksa kuperlihatkan wajah yang tadi kusembunyikan di punggung Arga. Tak peduli tatapannya mengisyaratkan untuk jangan.

"Bisa ancur restoran kalau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status