Saat nyawanya sedang terancam, seorang gadis datang menjadi dewi penyelamat untuknya. Hanya saja, mengapa Arion Jackson yang merupakan seorang crazy rich mendadak menginginkan Zahira, dokter manis berwajah polos itu? "Aku bukan orang yang tidak pandai balas budi. Karena kamu sudah menyelamatkan nyawaku, maka kamu harus menjadi istriku."
View MorePada saat itu Lily berusia 14 tahun dan duduk di kelas 9 SMP . Gadis itu pergi ke sekolah lebih awal karena di sekolahnya sedang melakukan MOS untuk siswa baru. Selaku pengurus OSIS, Lily datang lebih awal dengan sepeda motor miliknya. Disaat peristiwa pembantaian keluarganya terjadi, dia tidak berada di rumah. Sang ayah, ibu serta adiknya yang berusia 5 tahun tewas dengan tragis. Ibunya tewas lebih dulu karena melindungi anaknya. Wanita itu akhirnya mengembuskan napasnya saat satu peluru menembus kepalanya. Sedang adik Lily yang di perintahkan lari oleh ibunya, mencoba untuk berlari dan mencari tempat yang aman. Namun salah satu dari penjahat itu menembak kakinya hingga tidak bisa lagi berjalan. Anak laki-laki itu menangis kesakitan dan ketakutan. Namun para penjahat itu malah tertawa dan menembak bahu, dada, perut dan kepalanya. Meskipun anak itu sudah tidak bergerak lagi. Namun para penjahat itu tetap menembak. Lily bisa merasakan rasa sakit sang adik. Disaat tubuh kecilnya mera
Sebastian berjalan ke dapur dengan langkah ringan. Kondisi mansion ini begitu sepi karena para pelayan yang sudah beristirahat. Pria itu terkejut dan merasakan jantungnya yang seakan mau lepas saat melihat sosok wanita yang muncul dari dalam kulkas dua pintu yang berukuran tinggi. "Paman." Lily tersenyum manis memandang Sebastian. "Anak kurang ajar, hampir saja aku mati karena serangan jantung. Apa kamu tidak bisa berlaku normal seperti para gadis pada umumnya. Apa yang kau lakukan didalam kulkas." Sebastian marah dan kesal karena ulah Lily. Gadis cantik itu memiliki kebiasaan yang aneh dan Sebastian sangat mengetahui hal itu. "Haha... Ha.. ha... Apa kata dunia jika paman mati hanya karena melihat seorang bidadari." Lily tertawa kecil. Sebastian kesal melihat wajah tanpa dosa si gadis. Akhirnya dia hanya menarik napas pelan dan duduk di kursi bar. "Paman mau apa ke dapur?" Tanya Lily dengan sedikit tersenyum."Aku ingin minum kopi," jawab Sebastian."Paman mau minum kopi apa?
Arion berlari memasuki koridor rumah sakit. Langkah kakinya terhenti saat melihat Zahira berbicara dengan dokter Nizam. Melihat ini dadanya panas dan bahkan kakinya gemetar menahan rasa marah. "Aku tidak akan memberikan dia mendekati gadis ku. Dasar playboy kesepian," geram Arion. Dengan cepat dia berjalan mendekati Zahira. Zahira terkejut saat merasakan tangan yang menjalar di pinggang langsingnya. Matanya tidak berkedip ketika melihat pemilik tangan besar nan Koko tersebut. "Maaf Beby, hari ini aku sibuk jadi tidak sempat menghubungi mu." Arion tersenyum dan mencium kening Zahira.Zahira masih melongo menatap Arion. Arion senang melihat ekspresi wajah Zahira yang begitu sangat menggemaskan ketika menatapnya. Dalam hitungan detik, dia lupa janji. Diciumnya bibir Zahira dengan lembut. Zahira yang masih belum menyempurnakan cara kerja otaknya hanya diam bahkan menikmati rasa lembut dan empuk bibir milik Arion. Dengan bodohnya melupakan dirinya berada di tempat umum. Tanpa disada
Sebastian memberhentikan mobilnya tepat di depan kampus milik Serina. Sebelum mereka keluar dari mobil, gadis itu sudah berlari menuju ke mobilnya.Arion memandang Serina dan kemudian keluar dari dalam mobil. "Kakak, aku rindu." Serina tersenyum manja."Jika sikap kamu seperti ini, mana ada yang mau jadi pacar kamu." Arion tersenyum saat Serina memeluknya. "Setidaknya yang memiliki wajah menengah ke bawah akan mundur." Serina tertawa kecil."Mengapa begitu?" Arion mengerutkan keningnya."Mereka harus memiliki wajah yang jauh lebih tampan dari kakak." Serina tertawa.Arion gemas dan mengacak-acak rambut adik sepupunya itu. Meskipun mereka saudara sepupu namun wajah mereka tidak memiliki kemiripan sama sekali. Karena Serina memiliki wajah yang ayu, khas wanita ketimuran pada umumnya. Serina tertawa dan kemudian melepaskan pelukannya dari tubuh Arion. Meskipun saat ini dia menjadi pusat perhatian mahasiswa yang ada di sana, namun tetap tidak dihiraukannya. "Aku rindu," ucapnya lagi.
"Walau bagaimanapun paman Heru, satu-satunya keluarga yang aku punya." Arion menghembuskan napas dengan kasar. Tidak bisa dibayangkan jika paman kandungnya berniat untuk menghabisi nyawanya. Sebastian memandang Arion. Pria itu melengos kesal ketika mendengar perkataan Arion. Meskipun statusnya paman, namun tetap hanya paman angkat yang tidak memiliki hubungan darah dengan Arion.Pria berambut gondrong itu semakin kesal ketika melihat keponakannya itu tertawa."Bagiku Paman lebih dari sekedar saudara, karena Paman adalah pengganti mami dan papi. Jika paman pengganti mami dan papi, seharusnya aku memanggil paman bibi, ya." Arion tampak berpikir keras sambil mengetuk-ngetuk pipinya."Beneran nggak enak Paman, kalau paman aku panggil paman bibi. Kapan Paman akan menikah?" Arion berkata ketika Sebastian akan berbicara. Arion tertawa lepas ketika melihat wajah pamannya yang sudah memerah. Di saat hatinya sedang gundah gulana, rasa sedih itu hilang seketika saat melihat wajah kesal paman
"Aku sedih," lapor Helena. Bunga yang sudah bermekaran dihatinya kini layu dan gugur."Kenapa, apa dia melakukan sesuatu denganmu?" Zahira bertanya dengan membesarkan matanya. Jika benar seperti apa yang dipikirkannya, Zahira akan mendatangi dokter yang tidak berhati tersebut.Helena semakin menangis ketika mendengar pertanyaan dari Zahira."Kenapa sih mau-maunya diajak ke ruangannya." Zahira kesal. Baginya ruangan dokter Nizam, tempat yang paling menyeramkan. Helena tidak menjawab, justru malah semakin menangis dengan keras."Kamu diapain? Apa sudah digituin? Jangan bilang kalau kamu yang memaksanya melakukan itu?" Zahira bertanya tanpa henti.Helena semakin menangis ketika mendengar ucapan sahabatnya."Cerita Helen, jangan nangis aja." Zahira gemas ketika melihat tingkat temannya."Mimpi aku terlalu tinggi, aku ngarep dia minta aku ke ruangannya, karena ingin menjadikan aku salah satu kekasihnya, namun ternyata aku salah." Helena kembali menangis. Setelah mengetahui bahwa dokter t
Zahira duduk di kursi prakteknya. Hari ini tidak banyak pasien yang datang, sehingga waktunya banyak untuk bersantai. Tatapan matanya memandang ke layar ponsel dan kemudian memajukan bibirnya. Entah mengapa ada sesuatu hal yang membuat dirinya tidak nyaman ketika tidak bertemu dengan Arion. Saat akan sarapan pagi, Zahira sudah tidak menemukan pria itu. Dia hanya mendengar Lily mengatakan bahwa Arion ada urusan dan pergi pagi-pagi sekali bersama dengan Sebastian. Bagaimana mungkin Zahira tidak kesal, sampai saat ini pria itu belum ada menghubunginya. Ingin sekali menghubungi Arion lebih dulu, namun dirinya gengsi dan juga takut akan mengganggu pekerjaan lelaki tersebut."Kasih tahu kenapa sih biar aku nggak mikirin kamu seperti ini. "Bibir gadis itu komat-kamit sambil memandang layar ponselnya. "Benar-benar buat kesel." Semangatnya bekerja di hari ini hilang seketika, saat Arion tidak menghubunginya sama sekali. "Hai lagi nyantai ya." Seorang dokter muda duduk di kursi yang ada di
Heru tersenyum memandang putri bungsunya."Tidak usah dengarkan mami, kamu harus fokus kuliah. Papi tidak mau kamu sibuk dengan dunia model atau bisnis yang tidak jelas." Heru berkata dengan lembut sambil mengusap kepala putri kesayangannya. "Ini yang buat Siren gak ada dewasanya." Ema mengomel."Kedewasaan tidak dilihat dari apa yang dia kerjakan, namun pola pikir," kata Heru bijak. Pria itu tersenyum hangat sambil mengusap kepala Serena. Gadis berwajah cantik itu tersenyum lebar ketika merasakan sentuhan hangat dari papinya. "Kak Alin sudah menjadi model sejak berusia 10 tahun. Diumur 10 tahun, kak Alin sudah memiliki penghasilan puluhan juta. Tidak seperti kamu yang terlalu manja." Wanita itu ingin putri bungsunya sama seperti Alina, anak yang selalu dibanggakan nya."Harta kekayaan yang kita miliki sangat banyak, Seren tidak perlu mencari uang disaat masih kuliah." Heru berkata sambil memandang istrinya. Pria itu lebih memilih mengikuti kemauan anaknya dari pada memaksa sesuat
"Saya tidak yakin jika dia mati mendadak seperti ini, begitu juga dengan kematian istrinya. Saya curiga ada yang sudah merencanakan ini semua" Sebastian tidak puas dengan apa yang disampaikan Briptu Amri. "Kami juga berpikir seperti itu pak Bas, dan kami masih menyelidiki kasus ini. Sampai saat ini, anggota tim saya masih melakukan interogasi dengan napi yang satu kamar korban. Kita akan mencocokkan informasi dari napi. Setelah tahu tentang kematian istrinya, semalam David sempat meminta saya untuk menghubungi pak Sebastian atau pak Arion karena dia ingin berbicara. Namun ternyata pagi ini beliau sudah tiada," sesal Briptu Amri.Sebastian diam memandang Arion. Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Briptu Amri, Sebastian benar-benar yakin dengan kecurigaannya. "Apakah ini semua ada kaitannya dengan pembunuhan berencana terhadap Arion beberapa Minggu yang lalu," batinnya. "Apa saya bisa melihat jasadnya?" tanya Arion."Mari, saya akan mengantarkan Anda ke ruang belakang," ajak Br
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.