Share

Menjadi Nyata

Bergantian dengan Randy, giliran aku yang menunggu Caca di ruang tindakan setelah tertidur semalam di mobil. Lumayan, sakit punggung, tapi masih lebih baik daripada ketiduran pas lagi jaga malam di IGD.

"Kamu di sini?" Caca berusaha duduk sendiri sementara aku mengambilkan makanan yang disediakan pihak klinik di meja geser.

Dia mengerjapkan mata, lalu melihat sekeliling. Telunjuknya bergerak ke arah tas tangan di ujung ranjang.

"Sebentar lagi berangkat. Aku ada sif pagi." Kuambilkan benda miliknya itu, lalu mengaduk bubur sayur pada mangkuk di tangan. "Ayo, makan dulu."

"Bentar." Wanita ini ... sibuk deh ngaca abis dapet cermin dalam tempat bedak.

Keluhannya terhadap riasan yang berantakan jadi mengesalkan sekali. Dari urusan pori yang ketutup, sebab jerawat, ampe bisa kanker kulit. Toh, ujung-ujungnya dibersihin sendiri.

Kalau udah tahu tinggi risiko, ngapain juga pakai riasan? Tuntutan pekerjaan?

Sembari membersihkan wajah, Caca menerima tiap suapan yang kujejalkan ke bibirnya. Celo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status