Adakah yang sudah baca sampai sini? Tinggalkan komentar please :D
“Peringatan.”Kerutan muncul di kening Donald. Dia tidak mengerti maksud dari jawaban Jack yang hanya satu kata saja. Daripada disebut sebagai peringatan, bukankah makan malam mewah itu lebih pas jika disebut sebagai sambutan hangat?Walaupun sambutan hangat dari musuh tetaplah hal yang patut diwaspadai, rasanya terlalu berlebihan jika itu disebut sebagai peringatan. ‘Dia bahkan meminta pengawalnya untuk menarik kembali pistol yang diacungkan padaku.’Donald memicingkan mata. Dia telah mencoba menerka makna di balik ucapan Jack, tetapi tidak kunjung menemukan jawaban yang tepat. Dia kemudian bertanya, “Apa maksudmu?”“Aku tahu, kamu mengincarku. Tentu saja itu benar karena Donald Pasmod tidak akan melupakan hal yang merugikannya.”Donald tersenyum tipis. “Rupanya kamu tahu banyak hal tentangku.”“Hahaha, sebenarnya aku hanya sadar diri. Aku tahu, telah melakukan kesalahan besar karena mengambil kopermu, Tuan Pasmod.” Jack mencebik. “Sebetulnya sama sepertimu, aku juga tidak suka menc
“Baiklah, baiklah, aku tidak akan memaksa lagi.” Donald memasukkan kembali anggur merah super premium itu ke dalam tas. Jack berdiri dari duduknya, diikuti oleh Donald. Dia mengulurkan tangan pada Donald selagi tangan kirinya berdiam di dalam saku celana.“Selamat tinggal, Tuan Pasmod,” kata Jack ketika Donald menjabat tangannya. Dia memberikan senyum penuh arti.Donald mempererat jabatan tangannya selagi menggeleng, “Aku tidak suka mendengar kalimat perpisahan, Tuan Muda. Itu terdengar tidak keren. Sedangkan kamu adalah pemuda yang cemerlang. Sangat senang bisa berbincang denganmu. Jadi, sepatutnya pertemuan ini terulang di kemudian hari. Maka, aku lebih suka berkata, sampai bertemu lagi, Tuan Muda.”Jack tidak berkomentar. Dia hanya tersenyum. Hal itu membuat pengawalnya kembali saling menatap satu sama lain. Kenapa sekarang Jack bersikap dingin pada Donald?George dan Zac sangat penasaran!“Kalian,” panggil Jack membuat dua pengawalnya menghentikan sejenak rasa ingin tahu mereka.
Matthew turun dari dalam mobil. Dia berjalan cepat menghampiri George dan Zac. Dia sudah tidak bisa menahan diri untuk menunggu kepastian karena semua terlalu abstrak.“Tuan Matthew,” George diikuti Zac membungkuk hormat pada wakil direktur Big Roodgroup.“Katakan padaku apa yang terjadi di ruang makan tadi? Ceritamu terlalu sulit dipahami, George.”George dan Zac secara bergantian menjelaskan kronologinya. Semakin lama mendengarkan penuturan mereka, semakin banyak kerutan yang muncul di kening Matthew.Ketika dialog serius itu berlangsung, Robert yang melihat Matthew dari dalam dinding kaca gedung, segera bergerak keluar untuk menyapa. Matthew adalah orang yang penting dan terhormat juga. Robert ingin memamerkan hasil kerjanya dalam menjamu sang tuan muda. “Tuan Matthew,” panggil Robert ketika baru saja melewati pintu utama.Melihat sosok Robert mendekat, wajah Matthew tampak murka. “Lihatlah, Robert bahkan ada di sini!” Reaksi Matthew mengejutkan Robert. Dengan menahan rasa takut
Rasanya Donald seperti tersengat listrik. Dia memejamkan mata, mengingat-ingat percakapan antara dirinya dan Jack tadi di ruang makan super mewah di StarIn Shine Hotel. Dalam ingatan Donald, Jack berbicara tentang penyesalan, perdamaian, dan kejutan. Pemuda itu tidak mengatakan secara gamblang kesalahan apa yang membuatnya menyesal. Jack juga tidak menjelaskan bahwa dia ingin berteman dengan Donald, menjalin hubungan kerjasama yang baik dengannya atau semacamnya. Lalu untuk ganti rugi yang diminta Donald, Jack juga tidak mengatakan akan menyanggupi permintaan itu. Jack malah berbicara soal kejutan.‘Apa yang dia maksud sebagai kejutan dengan nilai yang melampaui apa yang kuminta itu adalah ...’Donald tersentak. Dugaan yang melintas di kepalanya, membuat dia menghentikan kata hatinya. Itu terlalu ekstrem!Dengan jelas Jack mengatakan padanya bahwa kejutan itu akan diterima ketika dia telah sampai di markasnya. Jack bahkan memberikan kartu nama dan meminta supaya dia menghubungi pew
Donald merasa tidak asing dengan suara itu. Darahnya menjadi berdesir cepat hingga membuat seluruh tubuhnya terasa panas.“Bertemu lagi, Tuan Pasmod.” Semua orang melihat seorang pria yang menghampiri mereka. Mereka mengamatinya dari ujung kaki ke atas. Sepatu, pakaian, jam, dan semua yang dikenakannya sama persis dengan yang dipakai Tuan Muda Roodenburg saat makan malam tadi. Lalu senyum itu, pria itu memang Jack.“Jadi semua ini benar ulahmu? Kamu yang telah membakar markasku? Kurang ajar!” Donald melirik pada Thomas. “Dan kamu, ternyata kamu mata-mata! Bangsat kamu! Aku akan membunuhmu!” Dia meluapkan kekesalan itu tanpa menurunkan tangannya yang terangkat.Thomas tertawa. “Tuan Muda, sepertinya Donald Pasmod lupa kalau kedua tangannya masih terangkat.”Tawa-tawa lainnya terdengar dari orang-orang yang menyaksikan peristiwa kebakaran. Perasaan Donald dan para anak buahnya menjadi tidak enak. “Dalam satu tarikan saja, peluru yang ada di dalam pistolku akan menembus tempurung kepal
"Argh!!" Erangan keras dari mulut Donald menggema di antara langit malam yang memerah oleh kobaran api. Dia ingin sekali memegangi kakinya yang mengeluarkan darah segar usai sebuah timah panas menembusnya.Namun, Donald tidak memiliki izin untuk menurunkan tangannya.Walaupun pistol Thomas sudah tidak menempel di pelipis Donald usai mengeluarkan sebuah tembakan, masih ada banyak pistol lainnya yang menyasar dirinya.Donald yang sangat geram dengan kesialan tersebut, tidak mampu menahan diri untuk tidak mengumpat. "Kurang ajar! Berani-"DOR!Seluruh anak buah Donald memejamkan mata sesaat, tidak sanggup menyaksikan kaki bos mereka ditembak lagi. Dari lenguh panjang yang terdengar, bisa dipastikan Donald begitu kesakitan."Sekali lagi kamu berani berbicara kasar, memaki, atau membentak Tuan Muda Roodenburg, aku akan membuatmu tidak merasakan sakit lagi, karena jantungmulah sasaran tembak berikutnya!" Thomas berbicara tergas.Meski tahu hal buruk mungkin saja menimpanya, Donald nekat me
"Jangan mengotori sepatuku dengan mulut anda." Jack menjawabnya dengan santai.Donald seperti tersambar petir. Dia bergeming dengan rasa terhina yang membuat tenggorokannya terasa sakit.Dia adalah Donald Pasmod, mafia narkoba yang sangat ditakuti. Anak buahnya tersebar di mana-mana. Biarpun semua orang mengenalnya sebagai penjual barang terlarang, mereka tidak berani melaporkannya ke polisi karena kekuasaannya bahkan telah masuk ke kepolisian.Apa pun yang Donald inginkan pasti bisa dia dapatkan. Perintahnya selalu dituruti. Jika ada musuh yang mencoba untuk mengganggunya, dia tidak akan berpikir panjang untuk meminta anak buahnya melepaskan tembakan. Demikian pula jika ada orang yang membantah atau melawannya, dia sendiri tidak akan segan untuk melakukan kekerasan, bahkan jika diperlukan dia juga akan menodongkan pistol dan menyingkirkan mereka dari dunia ini untuk selamanya.Bisa dikatakan menembak adalah hobi Donald Pasmod.'Kenapa sekarang aku hanya diam meski pemuda ini telah me
Setelah memastikan Donald Pasmod dan para anak buahnya mendapatkan balasan semestinya, Jack bisa bernapas lebih lega. Dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang setelah mandi. Baru saja matanya hendak terpejam sebuah telepon masuk dan membuat ponselnya berdering. Awalnya Jack mengira itu adalah panggilan dari Matthew atau Thomas untuk melaporkan pekerjaan mereka, tetapi setelah melihat layar ponselnya Jack mengerutkan keningnya. "Claire? Kenapa dia menelepon tengah malam begini?" Jack menjadi khawatir. Mungkinkah sesuatu terjadi ketika Claire mengajak Paman Bob berjalan-jalan? Jika semuanya baik-baik saja Claire tidak akan meneleponnya semalam ini, pasti dia akan menunggu besok hari. "Halo, Jack!" sapa Claire dari balik telepon. Belum sampai Jack menyahut, dia sudah berbicara lagi, "Kamu di mana sekarang? Maaf kalau aku mengganggumu, tapi ini benar-benar masalah yang tidak bis a-aku selesaikan sendiri." Jack bangkit. Dia langsung duduk karena cemas mendengar nada bicara Claire yang