Share

Bab 128

Tengah hari pun menjelang, setumpuk perdebatan yang saya lakukan dengan diri saya sendiri ternyata sangat mudah di tebak oleh si botak. Dia menawarkan diri ke kota mengambil uang, saya setuju, saya butuh uang tunai, bukan malah membeli logistik sebanyak-banyaknya yang ternyata sama sekali tidak saya minati.

Saya bergeming di pinggir warung, merasakan tetesan air hujan yang turun dari atap seng. Tangan saya basah, tapi tidak sebasah air mata Farah dan Anna.

Didesak kebutuhan hasrat yang menggelora, saya benar-benar tidak sanggup jika hanya memiliki Farah. Tapi Anna juga bukan hanya pelampiasan nafsu ini. Anna adalah variasi.

"Apa gerimis begini masih aman untuk menyebrang?" tanya saya kepada awak kapal yang ikut berteduh waktu hujan meluluh lantakkan segala kelegaan saya.

Si awak kapal menaruh tangannya di depan kedua alisnya yang melengkung sambil menyipitkan mata seakan memantau kondisi perairan.

Saya memasang muka datar, tolonglah kali ini sejalan, jangan sampai dia bilang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Nur Ary Ambarwati
SMG ktm Anna ya pak Ardi, kasian biar gk solo...
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
Walah, perjuangna pakbardi kali ini benar2 menguji mental pak ardi. semangat. semoga cpet ketemu dg anna.
goodnovel comment avatar
Yanyan
jadinya honymoon yg tertunda
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status