Share

80. Dua Pilar Cinta

Kepulan asap berkali-kali terlihat dari kawasan hutan. Kawanan burung meliuk-meliuk di udara untuk mencari tempat aman. Suara ledakan, juga keributan sudah terdengar sejak beberapa jam lalu. Saat Rania mengintip dari balik tirai, musuh tampak bersiaga penuh, menenteng senjata di kanan-kiri. Sebagian berlari ke arah gerbang, sedang sisanya bertahan sembari meletuskan timah panas ke pasukan yang terus merangsek maju ke depan.

Rania duduk gemetar di atas kasur. Meski bukan pertama kalinya ia menghadapi situasi seperti ini, tetapi kali ini kekhawatiran berlipat ganda. Ada jiwa lain yang harus ia lindungi selain dirinya. Rania yakin jika kekacauan akan merembet hingga ke ruangan ini. Cepat atau lambat, diduga atau tidak.

“Raihan,” gumam Rania sembari mengelus perutnya beberapa kali. Matanya bergerak gelisah. Tubuhnya refleks mengambil benda apa pun yang bisa ia jadikan senjata kala gagang pintu itu tiba-tiba berputar. Ia berdiri siaga sembari memegang pas bunga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status