Share

33. Nawang Citah

“Sudah jam tujuh pagi tapi suasana di sini masih sangat gelap,” gumam Sagara mendongak berusaha mencapai langit dengan pandangannya namun gagal karena rimbunnya pepohonan yang ada di hutan larangan.

 Hawa pagi hari sangat dingin melebihi semalam, kabut menyebar—membalut satu pohon ke pohon lain. Sisa pembakaran semalam masih menghangatkan meski tak seberapa.

Saga menoleh ke belakang, dua sahabatnya tertidur pulas. Ia berinisiatif membangunkan mereka. Saga guncang pelan tubuh Tyana dan Asep, mereka tak jua membuka mata. Ia coba upaya yang sama sekali lagi dan hasilnya masih belum berubah. Kepanikan menyerang, “Tyana, Omen, bangunlah!” kata Saga terus menerus.

Saga mematung sesaat, ia kemudian menyentuh leher dua sahabatnya, merasakan tubuh mereka masih hangat Saga mengela napas lega. Anehnya dua orang itu tetap tak sadarkan diri meski sudah Saga guncang beberapa kali. Kondisi tidak wajar, seberat apa pun rasa kantuk seseorang mu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status