Share

BAB 22A

Cahaya mentari masih begitu panas menyengat kulit, gegas kututup daun jendela dan mengunci pintu rapat. Irena pun sudah siap dengan gamis dan jaket kesayangannya.

Gadis kecilku itu tampak begitu bahagia saat aku bilang akan berkunjung ke rumah Kak Rizqi. Pintarnya Irena masih mengingat nama itu meski baru sekali bertemu.

Seperti janjiku dengan Irena, sore ini aku akan berkunjung ke rumahnya. Dia sudah mengirimkan lokasi rumahnya beberapa menit yang lalu untuk memudahkanku menemukan kediamannya.

Beberapa box kue sudah kusiapkan, kado untuk Rizqi pun telah aku bungkus cukup rapi. Semua sudah siap di tas jinjing yang kuletakkan di motor.

Perlahan, aku dan Irena menyusuri jalanan beraspal yang padat dengan kendaraan. Beruntung arah jalanku ke timur, jadi memunggungi mentari yang masih memancarkan sinarnya cukup kuat.

Jika berjalan ke arah barat, pastilah makin menyengat serasa menembus pori-pori kulit saking panasnya. Meski aku dan Irena sama-sama sudah memakai gamis panjang dan berja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status