Share

BAB 23B

"Aku ingin bicara denganmu, Nia. Cukup serius dan mungkin harus berdua saja," ucapnya lagi. Aku kembali menghela napas. Yakin sekali jika Mas Bian akan membahas soal rencana pernikahannya dengan Irena.

Meski aku sudah siap dengan segala resiko yang ada, tetap saja ada rasa sesak dalam dada. Mungkin karena aku masih sah istrinya, kalau tidak, pasti sudah beda cerita.

"Bukankah ini sudah bicara berdua, Mas? Ngomong saja di sini. Nggak ada masalah, kan?"

"Malam minggu saja di Cafe Bianglala. Lebih nyaman ngobrol berdua di luar, biar Irena sama mama," ucap Mas Bian kemudian lalu meninggalkanku sendirian di ruang keluarga.

Laki-laki yang menikahiku empat tahun lalu itu melangkah menuju kamar dan menutup pintunya rapat. Aku tak tahu apa yang ada dalam benak Mas Bian saat ini. Kupejamkan mata perlahan sembari menyandarkan punggung ke sofa.

Empat hari lagi mungkin Mas Bian akan menjatuhkan talaknya padaku, sebab dia pasti lebih memilih Irenanya. Mereka terlalu dimabuk cinta sampai tak ped
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status