Share

BAB 24A

Sore ini adalah sore yang berbeda. Biasanya Mas Bian tak terlalu peduli dengan waktu yang semakin beranjak petang, tapi kali ini kutahu dia sangat gelisah dan tak tenang.

Aku tahu gerak-gerik Mas Bian dari pagi memang cukup resah. Bolak-balik ke gazebo dan ke kamar dengan wajah kusut seperti menanggung beban.

Mungkin dia masih berusaha menyusun cara untuk mengungkapkan semua isi hatinya padaku nanti. Seperti janjinya tempo hari jika malam ini dia akan mengajakku ke cafe bianglala. Tinggal menunggu beberapa jam saja.

Entah mengapa detik ini aku jauh lebih tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya. Aku anggap, tak ada harapan lagi untuk bersama. Jadi sekarang lebih ke tahap mengikhlaskan saja. Tak mau ambil pusing.

Aku tak ingin mematahkan hatiku sendiri mendapati kenyataan bahwa dia jauh lebih memilihnya. Sebab itulah keputusanku semakin bulat untuk mundur dan merelakan dia bersamanya.

Meski begitu, aku tetap melayaninya sepenuh hati. Tak ada yang berbeda meski sikap-sikapnya padaku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ida Darwati
aku pengen secepatnyasurat gugatan cerai di sodorkan dania sebelum bian bicara ngajak cerai,, danialah duluan yg kasih kertas yg harus di ttd oleh bian, iar mampus,,smoga karma datang secepat angin topan
goodnovel comment avatar
Teh Euis Tea
ga cinta tp msh cemburu, bian" aneh bgt, ga sadar itu nyindir kamu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status