Share

64. Terkuak

Dari balik jendela, aku memandang keluar. Mengawasi beberapa orang dan kendaraan berseliweran, sibuk sendiri meski dalam keadaan langit yang agak menggelap.

Rumahku ini memang di pinggir jalan, walaupun bukan di pinggir jalan raya besar, tetapi merupakan akses yang bisa dilalui dua mobil, sehingga sering juga dilewati angkot dan beberapa kendaraan lainnya yang kerap menimbulkan kebisingan.

Ah, sebenarnya aku tak pernah keberatan dengan suara bising apa pun, karena pada dasarnya aku memang lebih suka keramaian daripada kesunyian. Tapi entah mengapa, saat ini rasanya aku mau berada di sebuah tempat yang sangat sepi, jauh dari semua hiruk pikuk suara di sekitarku. Aku pengin menyatu bersama sepi, melebur dengan kesendirian.

Suara nenek membuyarkanku dari segala sepi yang ingin kupeluk.

"Frel." Aku menoleh ke belaka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status