Share

Memasuki Sungai Kampar

Tepat seperti yang diperkirakan oleh Datuk Gomo, Feng dan Huang akhirnya memasuki mulut Sungai Kampar yang memang langsung bermuara ke laut tanpa batas sekitar tengah malam.

Kondisi yang gelap gulita membuat pasangan suami-istri baru tersebut sangat berhati-hati. Satu-satunya penerangan hanya didapat dari bulan separo di atas sana.

“Kita beruntung,” ucap Feng dengan pelan sembari mengayuh sampan. “Langit malam ini sangat bersih.”

“Yaah!” Huang menghela napas dalam-dalam. Aroma amis dan asin garam cukup kuat yang ia rasakan. “Kita harus berhati-hati, Kakak. Ibuku berasal dari kawasan yang hampir sama dengan situasi di sini.”

Feng sudah pernah mendengar tentang itu. Tentang, asal muasal ibu dari istrinya di salah satu desa yang ada di timur Tiongkok.

“Ibuku pernah bilang,” lanjut Huang. “Jika laut berbau amis―dan aku juga melihat bahwa air laut ini sedikit keruh, maka, buaya akan lebih sering naik ke permukaan.”

“Yaah!” Feng mengangguk saja meskipun dia belum tahu tentang itu.

“Berhati-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status