Share

74. Satu Kesempatan

"Aku membencimu, aku membencimu." teriak Nami.

"Aku tidak peduli, aku menyayangimu, Sayang." James pun tak kalah keras saat menjawab teriakan Nami.

"Lepaskan aku," suara Nami melemah lalu ia pingsan.

"Nami, Nami, Sayang, bangun." James melepaskan pelukannya lalu menepuk-nepuk pipinya Nami.

"Ya Tuhan," James mendesah khawatir setelah mengetahui jika Nami pingsan. Ia segera membopong tubuh Nami.

"Gue harus membawanya ke rumah sakit."

"Tunggu dulu, rumah sakit?" James mengurungkan niatnya. Ia tidak mau bertemu dengan Takeshi yang memungkinkan hubungannya dengan Nami memburuk. "Sial, kenapa harus ada mahluk menyebalkan bernama Takeshi."

"Mungkin hanya pingsan biasa karena terlalu syok setelah mengetahui rahasia gue." gumam James yang memutuskan untuk membawa pulang Nami ke rumah sewanya.

James merebahkan tubuh Nami di ranjang lalu mengelap wajahnya yang pucat menggunakan air hangat. Setelah menyelimuti tubuh Nami menggunakan selimut, James duduk bersandar di dashboard ranjang sambil menata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status