Share

TAGIHAN HUTANG

Sebulan terlewati sudah. Rumah Ali yang dulu seperti kandang ayam kini megah bak istana dibanding dengan rumah-rumah di sekelilingnya. 

Rona bahagia tampak di wajah Romlah dan Ali. Belum lagi Munaroh sudah mengisi rumah itu dengan tempat tidur, sofa, meja makan, lemari pakaian yang serba baru.

“Wah, rumah Enyak jadi bagus ya!” seru Romlah saat memasuki rumah. “Enyak mau lihat kamar Enyak dululah.” Romlah bergegas ke kamar dan tak keluar lagi.

“Asyik, kita punya kamar sendiri ya, Yang?” seloroh Ali. “Udah ada pintunya, jadi kita bisa mesra-mesraan tiap waktu,” godanya membuat wajah Munaroh merona merah.

Pasutri itu masuk kamar. Alii langsung nyalain kipas dan rebahan di springbed empuk. Sedang Munaroh, merapikan baju-baju ke dalam lemari.

*************

Dua hari kemudian tagihan matrial dan tukang dari Imran datang ke toko Munaroh. Paman Munaroh yang juga seorang rentenir itu m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status