Share

delapan puluh sembilan

"Kalau begitu, kita pindah saja ke sini, Pak. Kinan itu anak kita satu-satunya. Bagaimana bisa kita lepas tangan begitu saja?" pinta Miranti, wanita itu benar-benar terpukul dengan musibah yang menimpa putrinya.

"Kita akan bicarakan nanti, belum tentu yang Kinan bicarakan adalah kebenaran, bisa saja dia berbohong atas apa yang terjadi dengannya," kilah Bowo.

"Pak!" seru Miranti, wanita sepantaran Farida itu tidak terima dengan ucapan suaminya.

"Kalau itu keinginan Kinan. Kita pulang sekarang!" titahnya penuh tekanan.

"Bapak kok jadi seperti itu? Kapan Bapak bisa percaya sama anak sendiri? Oh ... mungkin karena ini, Kinan tak ingin berbagi masalahnya. Percuma, Bapak takkan mempercayainya. Aku kecewa sama Bapak!" Setelah berubah Miranti pun bangkit, dia segera meninggalkan suaminya dan berlari ke belakang, ke tempat Kinan berada.

"Mas!" panggil Handoko setelah Bowo bangkit dan hendak melangkah ke arah yang sama dengan istrinya. Bowo menoleh, ayahnya Kinan itu terlihat sangat ramah, namp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status