Share

14. Mama Baru untuk Bulan

Kaca bening di mata Sabrina semakin tebal. Selang sekian detik bulir bening meluncur begitu saja dari sana. Pandangannya menjadi buram saat melihat pria di atas panggung.

Tak sengaja, Erlangga juga menatapnya dari atas. Dia baru menyadari kalau Sabrina berada disini.

"Sabrina?" gumannya.

Erlangga berusaha tidak peduli. Akan tetapi, hatinya teramat sakit melihat raut muka Sabrina yang terluka.

Sabrina bergegas keluar dari ruangan itu.

Elvano menyadarinya saat Sabrina sudah tidak ada. Sama halnya Sabrina, dia tercengang karena sepupunya berada dilamar seseorang di atas panggung.

Wanita yang masih memiliki darah biru keraton itu melepas tangisnya yang ditahannya.

Beruntung kondisi saat sepi, karena semua orang sudah berada di dalam.

"Ya Tuhan, jika Engkau tidak menakdirkan kami untuk bersama, kenapa Engkau mempertemukan kami kembali," ujarnya sesenggukan.

Pada saat ini, keadaan sedang hujan. Angin sepoi membuat tubuh Sabrina menggigil. Akan tetapi, sama ekali dia tidak m
Wida Wianda

Ramaikan yukk Bestie

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status