Setelah tiga hari rawat inap di Rumah sakit. Akhirnya, Olivia diperbolehkan pulang. Dokter meminta Oliv jangan melakukan aktivitas yang terlalu berat dulu.“Ingat ya Bu Olivia sesampainya di Rumah nanti. Bu Olivia tidak boleh melakukan aktivitas yang berat dulu. Karena, kami takut jika bu Oliv mengalami pendarahan hebat,” ucap Dokter yang meminta Olivia beristirahat.“Baik Dokter. Ucapan Dokter akan saya ingat,” jawab Olivia.“Silahkan ibu tebus obat untuk bu Olive minum di Rumah nanti,” Dokter memberikan resep obat untuk Olive minum sesampai di rumah nanti.“Baik Dokter.”Selesai menuliskan resep obat. Dokter langsung meninggalkan Bu Susi dan Olivia. Bu Susi segera menuju ke apotek untuk menebus obat Olivia.“Nak, ibu ke apotek dulu ya. Mau nebus obat untuk kamu minum setelah pulang sampai rumah nanti,” ucapnya pada Olivia.“Iya bu. Hati-hati di jalan ya dan cepat kembali,” ujar Oliv yang meminta ibunya untuk berhati-hati.“Iya ibu pasti kembali lagi,” ujarnya pada Olivia.Bu Susi pe
“Sayang ternyata kamu ada disini juga!”“Beberapa hari ini aku mencarimu di rumah tapi tidak ada. Ternyata, kamu berada disini,” ucap seorang wanita.Arsen dan Kinan menoleh ke arah suara wanita tersebut. Ternyata Jesika yang berada di belakang mereka. Arsen merasa geram melihat Jesika yang berada di tempat yang sama dengannya.“Ternyata kau mengikutiku sampai disini! Sampai segitunya ya kamu tertarik padaku. Kemanapun aku pergi kau selalu mengikutiku,” Arsen menatap Jesika dengan raut wajah dingin.“Ah kau salah sayang, aku kesini karena sedang ada pemotretan di pantai ini. Lihatlah disana banyak teman-teman seprofesi denganku,” ucap Jesika yang menunjuk teman-temannya yang berada di tempat yang sama.“Ayo sayang kita pulang saja,” ajak Arsen pada Kinan.“Wah ada wanita hamil di luar nikah ternyata ha ha ha! Nggak malu tuh sama tetangga belum menikah tapi sudah hamil duluan,” ucap Jesika yang menyudutkan Kinan.“Berhenti kamu berbicara seperti itu! Secepatnya aku akan menikahi Kinan.
Pagi hari pun tiba, Arsen sudah bersiap dan Bodyguard yang dia pesan sudah tiba di rumah nenek. Arsen berpesan pada mereka berdua untuk menjaga Kinan dengan baik. Selesai berpamitan dengan Kinan dan nenek.“Sayang jaga diri dengan baik ya,” ucap Arsen pada Kinan.“Iya abang juga hati-hati di jalan,” jawab Kinan pada Arsen.Arsen menuju ke arah mobilnya. Dia menghidupkan mesin mobil dan melambaikan tangan pada Kinan dan Nenek. Setelah itu mobil melaju dengan kecepatan rata-rata. “Selamat pagi bu. Jika ibu Kinan memerlukan sesuatu jangan sungkan untuk mengatakan pada kami,” ucap salah satu bodyguard tersebut.“Terima kasih ya pak. Oh iya nama Bapak siapa?” Tanya Kinan.“Nama saya Robi dan ini teman saya namanya Niko,” ucap pengawal yang bernama Robi.Kinan mempersilahkan mereka duduk di kursi teras rumah. Nenek tidak lupa menjamu pengawal Kinan dengan baik. Nenek mempersilahkan mereka untuk makan.“Silahkan di makan ya Bapak-bapak,” ucap Nenek.“Terima kasih nek,” jawab mereka.“Pak sil
“Mau apa lagi kamu kesini! Hah,” teriak Arsen yang berdiri di depan pintu.“Sayang aku datang ingin bertemu denganmu,” ucapnya pada Arsen.“Sudah berapa kali ku katakan padamu, jangan ganggu aku lagi! Apa pendengaranmu sudah tidak berfungsi dengan baik!” Teriak Arsen pada Jesika.“Sekarang juga kamu pergi dari sini!” Usir Arsen.“Pak tolong seret dia dari hadapanku!” Ucapnya dengan tatapan mata dingin.“Baik Pak. Akan saya laksanakan!” Jawab Security dengan tegas.“Ayo mbak jalan.”“Jangan pegang-pegang aku bisa jalan sendiri,” ucap Jesika yang tidak mau di tarik paksa.Arsen langsung menutup pintu apartemen. Sedangkan, Jesika pulang dengan wajah yang kesal. Sepanjang jalan dia menggerutu pada Arsen yang sudah mengusirnya. Jesika pun pergi meninggalkan apartemen Arsen.***Di lain tempat saat ini Bella berada di Butiknya bersama dengan Andriana.Si kembar ikut Maminya ke butik. Dia setiap hari selalu membantu sang Mami di butik. Beda dengan Indriana adik kembarnya yang berprofesi sebag
Setelah Arsen pulang kembali ke Jakarta. Kinan di Kota Kembang pun sibuk dengan pekerjaannya. Sepulangnya dari toko Bunganya dia selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan arsen. Seperti malam ini mereka sedang video call.[Hallo, assalamualaikum Bang.][Waalaikumsalam Dek. Kamu lag ngapain?][Aku lagi telponan sama Abang][Kangen dek sama kamu][Sama aku juga kangen sama Abang][Masa sih?][Iya ih]Percakapan mereka berdua pun terputus karena, hari sudah larut malam. Arsen ingin Kinan istirahat lebih awal. Kasian pasti dia capek seharian di Toko Bunga mana perutnya sudah besar pasti sulit untuk bergerak bebas.“Sudah video call nya Neng?” Tanya nenek.“Sudah nek. Tadi bang Arsen suruh aku istirahat,” ucap kinan yang mau duduk di kursi saja sulit.“Sini nenek bantu kamu untuk duduk,” ucap Nenek yang membantu Kinan duduk.“Nek, kehamilan aku kok besar sekali ya? Apa aku hamil anak kembar nek?” Tanya Kinan pada Nenek.“Sini biar nenek pegang dan periksa. Sepertinya kamu hamil a
“Hey kalian cepat turun!” Teriak Niko pada orang di dalam mobil.“Ayo cepat keluar! Kalian sudah menabrak mobil kami!” Niko berteriak kembali pada pengendara mobil yang menabrak mobilnya.Mereka yang di dalam mobil keluar dari dalam mobil, dan langsung menodongkan senjata api pada Niko dan Robi. Jumlah mereka sekitar 10 orang dengan mengenakan jas hitam. “Angkat tangan!” Ujar salah satu dari mereka.“Siapa kalian! Apa tujuan kalian menghadang mobil kami!” Ucap Robi dengan nada suara tinggi.“Kami diperintahkan oleh Bos untuk membawa Nona Kinanti,” salah satu di antara mereka mengatakan jika mereka akan membawa Kinan.“Jangan harap kalian bisa membawa pergi Nona Kinan! Aku dan Robi tidak akan membiarkan kalian menyentuh Nona Kinan. Walaupun hanya seujung kuku. Tidak akan aku izinkan kalian menyentuhnya!” Teriak Robi.“Ha ha ha kalian cuma berdua mau melawan kami yang berjumlah lebih dari kalian! Gue pastikan kalian berdua akan habis di tangan anak buah gue,” ucapnya dengan lantang da
“Bodoh kalian semua! Percuma saya bayar kalian mahal, tapi tidak ada hasilnya!” Teriak Andre yang marah pada anak buahnya.“Kau pastikan sebelum anak buahmu membuka mulut pada Arsenio, sebaiknya habisi mereka!” Ujarnya yang meminta anak buah yang tertangkap di habisi sebelum mereka membuka mulut.“Baik Bos, saya pastikan mereka tidak akan membuka mulut,” ucap pimpinan orang suruhan Andre.“Bagus, saya mau mereka tutup mulut!” Tegas Andre.Dia segera pergi dari hadapan anak buahnya tersebut. Menuju ke dalam kamar dan berbicara sendiri dengan bingkai foto. Selama ini dia melakukan hal seperti itu jika dia mengalami kegagalan, dia akan berbicara pada foto sang Mami.“Maafkan aku mi, belum bisa membalaskan dendam Mami pada Keluarga Ryan,” ucapnya lirih dengan tangan memegang bingkai foto.“Aku janji Mi, sebentar lagi keluarga Ryan akan aku hancurkan! Aku berjanji akan membalaskan sakit hati Mami pada Ryan,” ujar Andre yang sedang memeluk bingkai foto dengan air mata yang berderai.Sedangk
“Kurang ajar! Siapa lagi yang cari masalah denganku!” Teriak Arsen.“Kinan dan nenek tunggu di dalam saja. Aku dan Toni akan turun sebentar,” ucap Arsen pada Kinan.“Hati-hati bang,” jawab Kinan.Arsen tersenyum melihat Kinan yang khawatir padanya. Dia langsung turun bersama dengan Toni. Di depan sana sudah ada lima orang yang sedang berdiri menghadang mobilnya.“Mau apa kalian menghadang kami!” Teriak Arsen.“Kami mau melenyapkan nyawamu!” Tunjuk salah satu dari mereka.Arsen yang mendengar mereka ingin menghabisi dirinya hanya tersenyum. Dia melirik pada Toni. Seakan Toni tau apa yang dimaksud oleh Bos nya.“Apa kamu sudah siap Toni?” Tanya Arsen.“Saya sudah siap Bos,” jawab Toni.Mereka langsung berjalan ke depan. Dari pihak musuh langsung menyerang mereka. Perkelahian pun terjadi. Arsen bertarung melawan tiga orang. Sedangkan, Toni bertarung dengan dua orang lawannya. Pertarungan pun tak terelakkan lagi.“Nek, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Kinan.“Coba kamu telepon kantor Po