Share

Bab 26

Kanaya tampak tak dapat membendung air matanya, yang tiba-tiba sudah merebak begitu saja, sehingga mengalirkan bulir-bulir bening, di kedua pipinya yang putih dan halus itu.

Bimo yang kini sudah duduk di depan, tampak tersenyum ke arah para hadirin, sembari menangkupkan kedua tangannya di dada.

Perempuan muda yang ada di sebelahnya juga sama, dia tampak tersenyum sumringah, menatap ke arah hadirin.

Tanpa sengaja, kini pandangan dokter muda berkuncir itu, bersiborok dengan Kanaya, yang menatap sendu ke arahnya.

Namun entah mengapa, Bimo seakan tak lagi mengenali wajah gadis pujaannya itu, yang telah memberikannya semangat, sehingga menuruti keinginan kedua orang tuanya, untuk menjadikannya seorang dokter, seperti sekarang.

Hati Kanaya semakin sakit, saat pemuda yang dulu selalu menggodanya dengan canda tawanya itu, seakan tak mengenalinya lagi.

Tak tahan, berlama-lama di tempat itu, Kanaya pun menyuruh Eko, untuk menunggu di situ dan meminta bayaran nasi pecel nya, sedangkan dirinya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status