Bibir Christian terasa hangat ketika menyentuh bibir Rain, penuh kelembutan dan cinta tidak ada sedikitpun kekasaran ataupun gairah menggebu yang berpotensi menyakiti pasangannya. Ciuman hangat yang mampu memadamkan emosi serta amarah Rain, tubuh yang awalnya terus memberontak liar kini semakin tenang setelah terhanyut oleh kecupan bibir sang billionaire yang begitu memabukkan.Hembusan napas hangat Christian menerpa wajah sang gadis, kedua hidung mancung saling bertabrakan ketika dua wajah saling mendekat. Tangan besar nan kokoh menangkup pipi halus sambil mengusap lembut air sisa-sisa air mata, Christian mencium lembut kedua kelopak mata Rain yang tertutup rapat lalu ia menggesekkan ujung hidung mancungnya ke hidung sang wanita sambil tersenyum manis ketika kelopak mata Rain perlahan terbuka.Christian memiringkan tubuh Rain agar luka yang masih basah tidak bergesekan dengan kain sprei yang nantinya malah semakin membuat luka wanitanya bertambah parah. "Sudah selesai marahnya? Kalau
"Ashley!! Siapa yang ingin menjadikanmu budak seks? Kau adalah wanitaku dan aku tidak ingin kau disiksa oleh Christian," jelas Alex."Bohong!! Apa kau pikir bisa membohongiku dengan ucapan manismu itu?! Aku tidak bodoh seperti Rain yang bisa dengan mudah diperalat oleh laki-laki kejam seperti Christian terutama pria tolol seperti kau," bentak Ashley sambil menunjuk wajah Alex dengan jari telunjuknya.Alex menepis kasar tangan Ashley karena ia tidak suka ditunjuk-tunjuk yang baginya itu adalah sebuah penghinaan terlebih lagi ia terus dihina oleh wanitanya. "Berani sekali menunjukku dengan jari, kalau kau orang lain pasti sudah kupatahkan jari tanganmu!!""Sekarang antarkan aku pulang, cepat!! Aku tidak mau tinggal di sini dan aku tidak mau kau suruh-suruh aku seperti budak," titah Ashley dengan tatapan nyalang.Alex mendorong tubuh Ashley ke atas ranjang lalu menindihnya dengan tubuhnya, kedua tangan wanita ia genggam di kedua sisi sambil mendekatkan wajahnya perlahan ke wajah Ashley.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Christian berdiri terpaku di ambang pintu sambil menatap lekat pada wanitanya yang sedang melakukan hal aneh dan terus mengomel tidak jelas. "Aku ingin mengoleskan obat pada lukaku tapi aku tidak bisa melihat punggungku," jawab Rain yang terus berusaha menolehkan kepalanya ke samping. Christian menggelengkan kepalanya sembari menghela napas, lelaki tampan berdagu belah berjalan mendekati Rain lalu duduk di tepi ranjang sambil memegangi kedua bahu wanitanya. "Justru akan sangat menakutkan kalau kau bisa melihat punggungmu sendiri karena kau harus memutar kepalamu ke belakang. Berikan salepnya kepadaku," ucapnya. Rain memberikan wadah salep yang dipegangnya kepada Christian. "Apa kau takut pada hantu? Setelah beberapa bulan tinggal di sini aku baru mendengar kau menyebut kata menakutkan," tanyanya dengan polosnya seperti anak kecil. "Tidak!! Justru manusia lebih menakutkan daripada hantu," jawab Christian. "Ah, benar. Dan kau adalah salah satu manusia
"Tuan Christian, sepertinya Fellix dan Anthony mulai bergerak menyerang kita tapi saya masih belum mengetahui dengan pasti rencana kedua orang itu," lapor Erick."Shit!! Rencana apa yang sedang mereka jalankan? Apakah mereka disuruh oleh Alex?" Christian menatap lekat wajah Erick yang ternyata sama bingung dengan dirinya."Umm ... saya akan menyelidikinya, sekarang."'"Tidak!! Siapkan saja jet pribadiku dan atur keberangkatanku ke Hawaii malam ini juga," titah Christian cepat."Malam ini juga?" Tanya Erick untuk memastikan."Ya, malam ini!! Kenapa memangnya?" Kedua alis Christian saling bertautan melihat Erick, ia menjadi kesal sendiri karena Erick yang biasanya cepat tanggap kini menjadi sedikit lamban."Tidak apa-apa, saya hanya bertanya saja. Saya akan persiapkan semuanya sekarang juga," ucap Erick sambil berjalan pergi.Christian masuk ke kamar dan berjalan mendekati Rain yang baru saja keluar dari tempat persembunyiannya. "Rain, pakai bajumu dan kemas beberapa pakaian. 2 jam lagi
"Cepat masuk!!" Christian mendorong paksa tubuh Rain masuk ke dalam mobil lalu ia ikut masuk ke dalamnya."Christian ....""RAIN, DIAM!! TUTUP MULUTMU!!" Christian membentak kasar Rain karena emosinya masih meledak-ledak.Rain menangis ketakutan sampai ia tidak berani duduk berdekatan dengan Christian dan memilih untuk duduk menepi di pintu, keadaan hening setelah 10 menit berlalu dan gadis cantik berambut cokelat itu sudah tertidur pulas dengan kepala yang tersandar ke jendela. Rain yang sedang mabuk terus bergumam tidak jelas bahkan ia masih meracau saat digendong masuk ke kamar oleh Christian."Dasar ikan pari pembuat masalah!! Sudah aku bilang tidak boleh minum alkohol tapi tetap saja perintahku diabaikan," kesal Christian, mau marah pun juga percuma karena si pembuat masalah yang ingin ia omeli habis-habisan sedang tertidur lelap.Christian melepas dress Rain yang berbau alkohol lalu menyeka wajah, leher dan lengan wanitanya untuk mengurangi bau alkohol yang masih tertinggal kemu
"Kalau ingin merobohkan gedung tidak harus memakai peledak, bukan? Pemakaian bahan material yang buruk juga akan mempengaruhi kualitas bangunan seperti semen, baja atau bahan lainnya," jelas Rain yang membuat Christian dan Erick seketika saling menatap."Ah, kenapa kita tidak terpikir sampai ke sana?" Pekik Erick."Kita pergi ke proyek sekarang juga!! Tapi, aku ingin kau mencari keberadaan Fellix dan Anthony lalu seret kedua laki-laki idiot itu ke hadapanku," titah Christian."Saya sudah berusaha melacak keberadaan mereka, Tuan. Tapi mereka berdua terlalu sulit untuk dilacak karena terus berpindah-pindah," jawab Erick."Tangkap saja putri mereka berdua lalu seret ke hadapanku!! Aku akan sedikit bermain-main dengan kedua gadis sialan itu," titah Christian lagi kali ini dengan ekspresi wajah yang penuh kelicikan.Rain seketika mematung sembari menatap Christian setelah kedua nama gadis yang sering membully dirinya disebut, bulu kuduknya seketika berdiri saat melihat sorot mata Christian
"Rain!! Aku sudah menyiksa Ashley dengan siksaan yang sangat kejam untukmu dan sekarang giliranmu untuk menyiksa kedua pelacur sialan itu," ujar Christian sambil menatap nyalang mata Rain."Aku tidak bisa," jawab Rain dengan suara bergetar."Jadi kau sudah siap menerima hukuman dariku? Aku akan pastikan hukumanmu terasa 1000 kali lipat lebih menyakitkan dari cambukan di punggung dan juga payudaramu seperti tempo hari," bisik Christian di telinga Rain.Rain menatap Erick dan beberapa bodyguard yang sedang berdiri di belakang Christian untuk mencoba meminta pertolongan atau sekadar dukungan tapi sayangnya tidak ada satu orang pun yang berani melawan perintah Christian bahkan Erick sekalipun. Titah Christian hukumnya adalah mutlak dan tidak ada yang akan berani menentangnya kecuali orang itu sudah bosan untuk hidup."Aku akan melakukannya," ucap Rain.Christian menghempas lengan Rain dengan cara yang sangat kasar. "Lakukan saja semua yang aku perintahkan!! Buka pakaian kedua pelacur itu!
Rain terbangun tengah malam, perlahan ian menyingkirkan tangan kekar sang billionaire yang sedang memeluk erat tubuh telanjangnya. Tangan mungilnya meraih celana dalam yang sebelumnya dilemparkan Christian ke atas meja, Rain memakai celana dalam dan pakaiannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara, selesai memakai baju ia berjalan berjingkat keluar dari kamar dan berusaha untuk tidak membangunkan Christian yang tengah tertidur pulas seusai pergumulan panas mereka di atas ranjang satu jam yang lalu."Rain kau---""Sssttt!! Erick, jangan berisik. Christian sedang tidur," potong Rain cepat saat Erick memergokinya sedang menutup pintu kamar."Kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya Erick dengan suara berbisik dan tatapan penuh selidik."Aku ingin menemui Laura dan Mikha sebentar saja," jawab Rain."Untuk apa kau menemui mereka? Jangan macam-macam, Rain. Kau sudah tahu bagaimana kekejaman tuan Christian, bukan?" Erick memperingatkan Rain agar tidak sembrono dalam bertindak agar