Share

Masih terasa nyeri.

Tanpa terasa 2 Minggu telah berlalu, Amel semakin sering melamun dan menyendiri. Hal itu membuat Bram bertanya-tanya dan curiga.

"Sayang, kamu di sini?" Bram melangkah menghampiri Amel yang duduk di balkon.

"Eh, Papah sudah pulang?" Amel mencium punggung tangan Bram.

"Mah, sebaiknya kita periksa ke rumah sakit. Soalnya wajah Mamah terlihat pucat, aku takut Mamah kenapa-kenapa!" ucap Bram dengan rasa khawatir.

"Papah, jangan berlebihan deh! Orang sehat kok dibawa ke rumah sakit?" bantah Amel.

Tentu Amel menolak, jika Bram sampai membawanya ke rumah sakit! Pria tampan itu akan mengetahui tentang kehamilannya.

"Tapi wajah Mamah memang pucat. Tania aja yang lagi hamil gak pucat seperti Mamah, padahal Tania sering mual-mual setiap hari," bantah Bram dengan membandingkan wajah Tania dan Amel.

"Udah deh Pah, enggak usah bahas yang aneh-aneh. Lebih baik Papah mandi, biar aku buatkan kopi." Amel berusaha mengakhiri perbincangan mereka.

Bram masuk ke kamar mandi, sedangkan Amel membuatkan satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rosni
amel kasian
goodnovel comment avatar
Bunda Pelaminan
cerita nya seru,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status