Share

Jangan Rebut Suamiku

Akhirnya setelah berjibaku nyaris setahun, restoran yang kuidamkan pun berdiri dengan megah. Golden Phoenik adalah namanya, sebab hidupku sendiri mirip dengan burung legenda itu.

Bangkit dari abu kematian setelah mengalami penderitaan.

"Ada berapa customer yang order meja untuk hari ini?" tanyaku tanpa menoleh dari spreadsheet excel yang tengah kugeluti.

"Ada lima yang pesan meja dan satu private room, Bu Tiara."

Aku mengangguk namun terus berhitung dengan kalkulator yang sejak pagi tadi sudah standby. Keuangan perusahaan memang masih kutangani sepenuhnya karena belum menemukan pegawai yang pas untuk mengurus hal ini.

Kepalaku yang tengah menunduk harus mendongak ketika sebuah sapaan tiba-tiba menyapa ruang dengarku.

"Wah, ternyata kakak kerja di sini, ya?"

Darah langsung berdesir ketika mata ini bersirobok dengan wajah yang jadi mimpi burukku belakangan.

"Kamu? Kenapa bisa di sini?"

Wajah Silvy m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status