Share

Bab 19: Gelora Cinta Sang Berondong

Bab 19: Cibiran Adrian

Mentari di bulan Januari mengintip malu-malu dari balik tirai tipis selembut salju. Kaca jendela lebar yang menjadi pemisahnya, seakan tidak mau tahu jika mentari begitu rindu pada isi ruangan itu.

Sesekali, kicau burung dengan surai kuning menjadi lagu di pagi yang syahdu. Dibuai angin sejuk, lalu aroma embun yang lebih manis dari madu.  

- Bemine

-- -

Pagi itu, ditemani semburat matahari yang mencuri masuk lewat jendela kamar, gadis dengan tubuh langsing berbalut piyama abu-abu masih memejamkan mata. Enggan beranjak dari buaian selimutnya yang selembut sutra. 

Kedua matanya terlihat bengkak, mata panda melingkari kelopak bawah, serta rambut lurus yang berakhir khusut. 

 Semalam sudah, pemilik dari kamar itu mengajukan perang dingin dengan pria berperawakan tegap dengan kekayaan melimpah ruah itu. Ngambek, karena dimarahi di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status