Share

193. Permohonan

Malam semakin larut, aku menatap langit-langit kamar, bercat putih bersih. Seolah mencari jawaban atas apa yang tengah terjadi. Pada usia delapan belas tahun, aku diharuskan menikah. Semua kesalahan diriku, kuhela napas perlahan berulang kali, menetralisir hati nan gundah. Lelah menatap langit-langit aku memiringkan tubuh, memeluk guling yang ada di samping. Memejamkan mata pun tidak guna, rasanya tidak mengantuk sama sekali, aku kesal sendiri dibuatnya. Kuhentak-hentakkan kaki lalu melempar guling ke samping. Bangkit berdiri dengan cepat.

“Aku harus menemui, Ayah,” ujarku yakin.

Aku melangkahkan kaki keluar kamar, menoleh ke arah ujung ruangan, tempat kerja sang ayah. Kakinya terasa berat, nyalinya menciut dalam waktu sepersekian detik. Antara takut dan juga ragu kaki melangkah pelan, aku membuka pintu ruang kerja ayah. Beliau menoleh, tersenyum ramah, ayahku memang terlihat mempesona meski mengenakan kaca mata. Lalu lelaki dengan gesture tubuh tinggi, lalu mengapa aku ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mida Daningsih
ga bisa ngelak lg deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status