Share

Bab 98. Menderita Penyakit Aneh

Hari ini ada tawaran untuk melayani seorang lelaki bule. Lelaki tua tapi kata Rasti duitnya banyak. Hati nurani ini sangat malas untuk melayaninya. Entah kenapa aku tidak bisa bersandiwara, tidak bisa membohongi diri sendiri. Berpura-pura menyukai tetapi nyatanya bikin muntah.

"Ras, kau ajalah yang melayani lelaki tua itu. Aku kok malas sama dia. Gak menarik sedikit pun," pintaku pada Rasti yang sedang sibuk menata rambutnya karena sebentar lagi ia akan di bawa oleh pengusaha kaya yang ada di Jakarta.

"Mana bisa begitu, Sin. Dia minta kamu, berarti dia itu suka hanya sama dirimu, sayang," ujar Rasti seraya mencolek dagu ini.

"Tolonglah, Rasti. Aku tidak sanggup." pintaku menghiba memohon untuk digantikan saja tugasku oleh Rasti.

"Aneh kamu, Sin. Masak aku yang gantikan?" Alasan Rasti ada benarnya juga. Dengan kesal aku juga mulai berdandan karena sekitar setengah jam lagi om Bram akan datang menjemput.

"Bisa batalin enggak sih, Ras. Aku gak mood,"

"Udah, kamu terima aja bokingan om B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status