Share

Bab 97. Menjadi Wanita Malam

Akhirnya kami sampai juga di kota tempat tujuan aku akan mengais rezeki nantinya.

"Ras, kita cari makan dulu. Aku lapar banget dari kemarin siang belum makan satu suap pun." pintaku pada Rasti saat kami sudah turun dari dalam bus.

"Kenapa kamu tidak makan, sih? Gak usah terlalu banyak fikiran. Enjoy ajalah. Hidup ini kita jalani bukan diratapi." ejek Rasti seraya menggenggam lembut tangan ini. Kami bergandengan tangan berjalan menuju ke warung yang berada sekitar tiga ratus meter dari terminal.

"Bukan banyak pikiran, Ras. Lambungku gak bisa mengisi makanan kalau sedang dalam perjalanan. Jangankan nasi, air putih aja tidak bisa. Langsung mual dan muntah." ujarku membela diri.

Diri ini memang sangat takut makan nasi jika dalam bus karena mabuk perjalanan dan akhirnya muntah. Padahal jika naik mobil pribadi, aku anteng aja. Tidak ada drama mual apalagi muntah. Kalau naik bus ada saja keluhan ku. Yang bau rokok lah. Bau parfumlah. Padahal sudah minum obat anti mabuk tetap saja tidak ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status