Tapi apakah Ruster seperti Clara yang memanfaatkan kehamilannya hanya untuk hidup mewah? Sepertinya tidak, Ruster sangat jauh berbeda dengan Clara. walau umurnya sudah kepala tiga tapi kepolosannya seperti seorang gadis belia yang tidak tau apa pun.
"Sebaiknya kau menurut saja demi staminamu juga, agar kau selalu siap untuk melayani kami berdua!" Perintah Raven yang menyodorkan gelas berisi susu ke mulut Ruster. Terpaksa Ruster meneguknya tanpa bernafas.
Raven terkekeh menatap Ruster yang menghabiskan susu sekali tandas. Mimik wajah Ruster terlihat tersiksa ingin sekali rasanya ia ingin muntah.
"Besok aku akan suruh pelayan membelikan susu rasa coklat untukmu,” kata Raven yang menyuapi Ruster buah apel dengan garfu.
Ruster menatap tepat di manik mata Raven yang dingin, hari ini Raven sangat baik memperlakukannya. Ruster tahu Raven akan marah bila ia menentang perintahnya. kalau ia penurut, maka Raven akan bersikap manis memperlakukannya.
<“Akan ku lepaskan, saat kembaranmu sampai di sini dengan begitu. Kalian akan mati bersama-sama,” pekik pria tua itu.“Oh ya, gimana kalau kita coba virus terbaru ini ke tubuh jalang ini!” timpal Clara yang mengeluarkan jarum suntiknya.Raven yang tahu virus apa itu, segera berlari ke arah Clara dan merebutnya. Berapa tembakan harus di terima Raven karena aksi nekatnya.Sedangkan Clara tidak menyangka, ia akan segera mati. Karena Raven menjadikan tubuhnya sebagai prisai.“Terkutuklah k.. kau..” ucap Clara untuk terakhir kalinya.Air mata Ruster mengalir, ketika melihat tubuh Raven terluka.“Lepasin dia,” pekik Raven yang sudah tidak takut mati, karena cepat atau lamban. Ia juga akan mati dengan virus yang masih di dalam tubuhnya.“Kau kira aku akan iba dan melepaskan wanita ini, seperti yang kau lakukan dulu. Maka aku akan melakukan hal yang sama kepada wanita ini!” ucap pria
Jack memutuskan untuk menjaga istri Ruzel yang bernama Neila, selama masa kehamilan sampai melahirkan. Ia akan pergi, setelah Neila menemukan pasangan hidupnya.Saat ini, Jack sedang mengendong seorang bayi perempuan yang cantik dengan wajah oriental ke barat-baratan yang mirip dengan Ruzel yang berwajah cantik.“Halo Sayang, Daddy di sini!” ucap Jack yang mengendong putri dari Ruzel yang lahir belum waktunya.“Tuan,” ucap seorang g perawat yang hendak memasukkan bayi mungil itu ke dalam inkubator.Jack menyerahkan bayi lucu itu kepada perawat, untuk di masukkan kembali ke dalam inkubator. Karena ini rumah sakit khusus milik keluarga Vollentte, sehingga penjagaan akan lebih extra aman. Selama bayi lucu bernama Angelus itu di rawat.“Neil,” saut Jack lirih dengan mengenggam jemari Neila yang saat ini masih belum sadarkan diri. Setelah menjalani proses operasi melahirkan. Karena kesehatan Neila melemah dan bayi ter
“Apa anda yakin, tuan Raven benar-benar meninggal?” tanya Keith yang kembali menutup file yang barusan dan membuka isi file berisi pesan yang di ponsel Raven, Ruzel, Jack dan terakhir Lius Versalius.Mata Reihan terbelalak menatapi pesan dari Lius Versalius sebelum kejadian.“Aku curiga dengan dokter Lius, bukan karena ia telah menyelamatkan nyawaku. Tapi karena ini?” Keith memutar rekaman percakapan Lius yang berbicara dengan berapa dokter ahli di suatu tempat.“Spanyol,” ucap Reihan yang tahu posisi keberadaan Lius Versalius saat ini.“Tepat dan aku tidak tahu di mana titik tepatnya, karena jejaknya terputus di bandara!” jelas Keith.Reihan langsung meminta berapa bodyguard untuk mempersiapkan dua pesawat khusus dan meminta James Holland untuk ikut serta.“Apa kau akan membawaku?” tanya Keith.“Ya, tapi bagaimana ibumu!”“Anda bisa memin
Reihan dan Rayyan hanya mengatakan setengah cerita aslinya dan setengahnya tidak mereka ceritakan. Mengenai darimana Raven medapatkan virus tersebut. Mereka berdua akan melihat situasi dulu, sampai saatnya tiba. Mereka akan mengatakannya.“Ven, kapan kamu akan sadar?” lirih Romeo yang memeluk kembarannya yang sudah berbaring satu tahun lamanya dengan kondisi koma.“Sabar, nanti juga akan sadar!” ucap Lius yang menepuk bahu Romeo.Romeo menyingkat air matanya dengan lengan bajunya. Ia menatapi Lius dengan memohon agar menyelamatkan Raven dan merahasiakan dari Raven. Kalau anak mereka sudah tiada. Karena ia yakin Raven akan terpukul atau sebaliknya.“Aku mengerti, selama ini kau usahakan untuk menipu Ruster dulu dengan berpura-pura menjadi Raven menjalani kehidupan kalian yang abranormal itu!” ucap Lius terkekeh renyah.Romeo mendengus kesal dengan ucapan Lius yang menyindir.Perlahan-lahan, Raven membuka ma
Merasa di tatapi sejak tadi, Raven meletakkan piring di meja nakas. ia menyentuh dagu Ruster dan tatapan mereka saling beradu. Perlahan ibu jari Raven mengusap bibir Ruster yang sejak dari tadi menjadi pusat perhatiannya.Tanpa banyak kata Raven mendekat mengecup bibir Ruster. awalnya ciuman ringan berubah menjadi lumatan penuh nafsu, bunyi decakkan bibir mengisi keheningan kamar. Ruster mendesah di sela ciumannya saat Raven mengusap daerah selangkangkannya di balik celana dalamnya.Mereka saling menyentuh penuh nafsu kali ini, Ruster tanpa malu-malu menerima sentuhan Raven yang sangat memabukkan. Tanpa mereka sadari, Romeo sudah berada di dalam kamar berdiri dan memperhatian betapa panasnya istrinya di cumbu Raven. nafsunya memuncak rasa haus ingin menyentuh Ruster sangat kuat. Romeo memejamkan matanya erat menahan gejolak birahi yang menyiksanya tapi ia kalah, ia tidak kuasa.Romeo akhirnya mendekat berdiri di sisi ranjang, menengadahkan kepala Ruster ke atas
"Katakan lah ada apa?" tanya Raven dengan mata menajamnya."Malam tadi aku kan bersenang-senang di club.""Itu kan memang kebiasanmu yang tidak pernah berubah dan selalu mencoba pisang para pria," balas Raven yang masih dengan nada mencibirnya dan sekaligus sudah curiga dengan Aelin"Diam dulu, dengar apa yang ku ceritakan!” protes Aelin yang memukul paha Raven.Raven mendengus dan memutar bola matanya dengan malas."Terus?""Terus aku melihat Emilia Lim berada di sana," ucap Aelin yang membuat tubuh Raven membeku sedetik. Kemudian kening Raven berkerut dalam karena tidak mungkin Emilia Lim berada disana karena ia sudah membunuh nyawa wanita itu. kemudian mengubur jasadnya di taman bunga milik paman Chris. Yang rumahnya bersebelahan dengan rumahnya saat ini.Tidak mungkin juga, wanita itu bangkit dari liang kubur. Saat itu, Raven memutuskan tinggal di rumah paman Chris dalam waktu yang lama seorang diri dengan di temani Ru
“Iya dan aku ingin melihat bunga matahari,” ucap Ruster yang tetiba ingin melihat bunga matahari.Ruster pasti ngidam, itulah yang di pikirkan oleh Romeo saat ini dan ia akan selalu memenuhi permintaan Ruster selama ia mampu. Tapi tidak untuk melepaskannya, Romeo merasa ia tidak akan sanggup melakukannya.Dari arah lain, seorang wanita melihat plat nomor mobil tersebut. Ia langsung meminta para preman yang ia bayar untuk menabrak mobil tersebut.Preman yang sudah menerima uang tersebut, langsung menjalankan misi.Romeo yang terus mengemudikan mobil di kejutkan oleh sebuah mobil melaju cepat ingin menabrak mobilnya, seketika Romeo banting setir ke kiri menghidari tabrakkan yang bisa berakibat fatal.Mobil Romeo berputar beberapa kali dan menabrak pembatas jalan hingga terjun ke bawah. Kemudian tersangkut di pohon.Nafas Romeo ngos-ngosan, untung jalanan terlihat lengah kalau saja padat ia tidak tau apa yang akan terjadi dan
Zeus hanya diam, karena ia mempunyai rencana sendiri. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada tuannya.***Kondisi Ruster mulai beransur membaik, dengan setia Romeo selalu di samping istrinya setiap hari. setelah pulang kerja pun Romeo akan selalu membawakan makanan kesukaan Ruster yang sekarang sangat hobby ngemil belakangan ini.Saat ini saja Ruster sangat ingin makan rujak yang ia lihat di tv dan merengek seperti anak kecil. meminta Romeo membelikannya tanpa perduli jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan ini bukan di Indonesia.“Oke aku akan pergi membelikannya untukmu, asal kau tidak kabur dari sini!” ucap Romeo yang pastrah."Kau yakin ingin membelikan untukku?" tanya Ruster yang memperhatikan Romeo yang mengenakan kaos lengan panjangnya."Tentu, kenapa tidak!” jawan Romeo tegas."Tapi ini sudah malam sekali.”"Tidak mengapa,” balas Romeo yang menyunggingkan senyumnya dan mendekati Ruster.