Share

Part 53. Peristirahatan Terakhir

"Bapak bersedia 'kan, mengantarkan kami ke sana," harap Darmawan.

"Saya bersedia Tuan, tetapi saya harus mengambil arit dan pacul terlebih dahulu, karena terakhir kali saya membersihkan kuburan yang bernama Khalila itu, sekitar setahun yang lalu," jelasnya lagi.

"Jadi terkadang, bapak juga suka membersihkan kuburan tersebut?" tanya Darmawan lagi, sambil menyeka air matanya.

"Iya, Tuan." Pria tua itu mengangguk pelan.

"Sebentar, Tuan. Saya mau mengambil cangkul dan arit dulu," ijinnya pada Darmawan.

"Jauh tidak, Pak?" tanya Dimas.

"Itu rumah saya Tuan." Bapak itu menunjuk salah satu rumah kayu yang terlihat agak kumuh, dibanding rumah-rumah yang lain di sekelilingnya. Pak tua itu lalu permisi sebentar untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan.

Darmawan segera mengambil handphone dari sakunya dan mulai menelpon Hanum.

[ Dek Hanum lebih baik kemari saja ya, dengan Bik Sumi, saya tepat di samping tembok lapangan ini, dan tolong bawakan tas kecil saya, di bawah kursi kemudi ]

[ Baik, Mas.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status