Share

42. Cemburu

Dinginnya sore usai hujan tak sebanding dengan pancaran tatapan dingin yang Sandi Arsena tampilkan. Sisa kehangatan coklat panas tadi seolah tak tersisa lagi akibat suasana yang mendadak saja terasa berbeda.

Ini baru kali kedua Sandi bertemu Valdi. Tapi siapapun bisa tahu bahwa Sandi menguarkan aura permusuhan disana.

"Kamu pulang sama aku," ucap Sandi lagi seolah menegaskan. Tatapan matanya masih belum lepas dari Valdi yang memandang keduanya dalam diam. Namun tangan kanannya sudah bergerak mencekal pergelangan tangan Dinara. Sedikit kasar namun Dinara masih bisa merasakan bahwa lelaki itu masih mengontrol kekuatannya.

"Gue udah pesen grab," sahutnya sembari menunjukkan layar ponselnya yang mana informasi pemesanan terpampang disana.

Sandi berdecak lalu seolah tanpa dosa membatalkan pesanan. "Belum dapet driver. Udah, balik sama aku aja. Tuh Dikta di mobil," Sandi menunjuk kendaraannya. Dinara memicing saat menemukan benar bahwa Dikta di depan pintu mobil melambai kear
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status