Share

66. Surat dari Awan

Menit demi menit telah berlalu. Yura menundukkan wajah, sesekali menyesap kopinya dengan perlahan. Semenjak meninggalnya Awan dan dia terbaring di rumah sakit, Steven memang belum sempat menemui Yura lagi.

“Gue turut berduka atas kehilangan lo, Ra.” Steven akhirnya bersuara. “Gue tau kalau ini terlambat banget, tapi gue benar-benar baru bisa nemui lo sekarang.”

“It's okay, Stev. Urusan lo pasti banyak dan lo pasti sibuk banget.”

Steven mengangguk. “Pasti lo cukup terkejut sama kehadiran gue, kan?”

“Sedikit.” Yura menyesap kopinya sekali lagi. “Lo mau ngomong apa, Stev?”

“Gue mau minta maaf soal… kekacauan yang sempat dilakukan Awan. I know, gue tahu seharusnya yang mengatakan ini bukan gue, melainkan Awan. Cuma… dia udah nggak ada, Ra. Gue tahu kalau nggak seharusnya Awan melakukan semua ini sama lo. Nggak seharusnya dia melukai hati lo.”

“She's gone, Stev. Gue udah belajar melepaskan. Gue juga sudah memaafkan dia.”

Dan kalimat itu benar-benar nyata adanya. Terlepas dari kehilangan ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status