Share

Benteng Pemisah

Laura sontak membuka mata. Napasnya sedikit terengah. Dia memberanikan diri menoleh ke samping. Laura dapat bernapas lega karena Harper masih terlelap di sebelahnya. “Kau ada di sini,” ucapnya pelan seraya meraba pucuk kepala sang putri, kemudian mengecupnya pelan.

Harper menggeliat, lalu membuka mata perlahan. “Ibu …,” ucapnya dengan suara parau.

“Selamat pagi, Sayang. Bagaimana kabarmu?” sapa Laura lembut, diiringi senyum hangat.

“Selamat pagi, Ibu,” balas Harper. “Apa kita jadi pulang?” tanya anak itu polos.

Laura kembali tersenyum, lalu mengangguk. “Ayo, kita bersiap-siap sekarang.” Dia turun dari tempat tidur, kemudian menggendong Harper yang menghambur ke dalam pelukannya. “Biar kubersihkan dulu badanmu, Sayang. Jangan sampai sikat gigi kesayanganmu tertinggal di sini,” ujar Laura seraya berjalan masuk ke kamar mandi.

Laura begitu bersyukur karena yang dilihatnya tadi hanyalah mimpi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, andai semua itu benar-benar terjadi.

“Aku akan menjaga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status