Share

Bab 71

Setelah melihat keadaan Mas Gunawan, pikiranku tak tenang. Walau dia bukan siapa-siapaku lagi. Tapi, entah kenapa aku teringat akan Sabila. Gimana nasib anak itu.

"Mikirin apa? Kayaknya setelah melihat mantan tadi, kamu banyak melamun?"

Aku terdiam. Ragu untuk mengatakan padanya.

"Kan sudah, Mas bilang. Jika ada masalah jangan pendam sendiri. Sampaikan saja, kita selesaikan bersama,"

Mata itu penuh ketulusan. Mungkin tak ada salahnya aku mengatakan pada Mas Ubay apa yang mengganjal di hatiku.

"Aku kepikiran Lala, Mas. Jika Mas Gunawan keadaan seperti itu, gimana dengan Lala dan Siti? Aku khawatir dengan anak itu," setelah berkata seperti itu. Aku kembali menunduk.

Mas Ubay mengelus rambutku, "hanya itu?" tanyanya. Aku mengangguk cepat.

"Nanti kita cari tahu. Sekarang istirahat, ya. Mas ada sedikit urusan di kantor. Kalau ada apa-apa jangan lupa telepon. Nanti kamu, Mas titipkan pada Mama. InsyaAllah, mas ga lama,"

Aku kembali mengangguk. Memang tadi sewaktu di rumah sakit. Beberapa ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status