Share

Bab 20

Di sisi lain, ponsel Hazel menerima pemberitahuan pesan saat dia tengah berbelanja dengan Winda.

Hazel membuka pemberitahuan itu, lalu menyadari bahwa Sergio sudah menyetujui permintaan pertemanannya.

Merasa senang, Hazel pun membuka ruang obrolannya dengan Sergio, lalu menyadari kalau Sergio ternyata sedang mengetikkan sesuatu untuknya.

Ingin menjaga kesopanan, Hazel berniat menunggu pesan Sergio sebelum dia mengirimkan pesan kepadanya. Namun setelah menunggu selama beberapa menit, tidak ada pesan yang datang dari Sergio.

Kata "sedang mengetik" muncul berulang kali, yang menunjukkan keraguan Sergio.

Entah kenapa, Hazel tiba-tiba merasa sedikit lucu.

Dalam kesannya, Sergio tampak seperti bunga pertapa di gunung, tak terjangkau, dingin dan acuh. Dia belum pernah melihat Sergio ragu akan sesuatu.

Hazel mencari emoji yang mewakili sapaan, lalu mengirimkannya kepada Sergio. Emoji yang dia kirimkan adalah anak kucing yang lucu dan menggemaskan, muncul dengan tulisan "halo" dengan manis.

Sergio tidak bisa menahan tawa ketika melihat emoji yang dikirimkan Hazel. Dia pun tersenyum sumringah.

Dia berpikir sejenak menjawab, "Lucu sekali."

Setelah Hazel melihat balasan Sergio, dia sempat tertegun, lalu tersenyum tidak berdaya.

"Om, apa kamu belum pernah mengirim emoji sebelumnya? Apa nggak ada yang mengirim emoji kepadamu?"

Kalau tidak, mana mungkin dia mengatakan lucu pada emoji yang dikirimkan oleh Hazel?

Sergio tercengang dengan pertanyaan ini. Dia memang dia tidak pernah menggunakan emoji apa pun.

Dia memiliki kepribadian yang dingin, bahkan kepada ibunya pun dia jarang menunjukkan kedekatannya, apalagi di Line.

Jika melihat ruang obrolannya dengan yang lain secara acak, pihak lain mengirimkan pesan panjang lebar dan Sergio hanya mengirimkan "hmm" sebagai balasan.

Meski Rafael dan yang lainnya sering mengirim banyak lelucon di grup obrolan mereka, tetapi mereka jarang menggunakan emoji dalam berkirim pesan.

Sergio sering merasa kalau grup mereka terlalu berisik, jadi dia mematikan pemberitahuan pesan grup.

Jika tidak bisa menghubungi Sergio, mereka akan langsung menelepon.

Sergio memikirkannya dan keningnya langsung berkerut.

Jika dia mengatakan belum pernah menggunakan emoji ketika berkirim pesan, apa Hazel akan mengira dia adalah orang kolot yang tidak tahu apa-apa?

Namun, dia benar-benar tidak tahu.

Hazel tidak menyangka bahwa pertanyaan santainya bisa menimbulkan kekacauan bagi presdir Perusahaan Hardwin, yang bahkan masih bisa bersikap tenang saat berada di meja perundingan.

Melihat Sergio tidak menjawab untuk waktu yang lama, Hazel merasa bahwa tebakannya benar. Jadi, dia kembali membalas sambil tersenyum, "Nggak masalah. Setelah ini aku akan sering mengirimkan emoji kepadamu."

"Hazel, lihat. Bagaimana dengan baju yang ini?"

Winda keluar dari kamar pas dan melambai pada Hazel.

Hazel mematikan ponselnya dan beranjak dari sofa untuk melihat penampilan Winda.

Winda memilih rok suspender yang ujungnya sampai mata kaki. Bagian dadanya memiliki belahan yang dalam, membuat dadanya terlihat lebih berisi. Desain pinggang yang simpel menguraikan garis pinggang yang tegas. Hiasan renda hitam menambah sedikit warna misteri pada gaun ini. Benar-benar gaun yang sangat menggoda ketika dikenakan.

Hazel memandangnya dari atas ke bawah dan mengangguk puas. "Gaun itu sangat cocok untukmu."

"Aku pikir juga begitu."

Winda dengan hati-hati mengagumi kecantikannya di depan cermin. Suasana hatinya tiba-tiba menjadi lebih baik.

Saat matanya tertuju pada Hazel, dia tiba-tiba menunjukkan sorot remeh.

"Sayang, kamu sudah menikah. Apa kamu nggak bisa pakai pakaian yang lebih dewasa?"

Hazel menunduk dan melihat pakaiannya.

Lumayan bagus. Dia mengenakan kaus putih dan celana denim pendek. Sepasang sepatu putih menjadi mode standar di musim panas.

Ketika bepergian, yang paling penting adalah kenyamanan.

Winda memandangi wajah mulus dan cantik Hazel yang seperti boneka, hatinya tiba-tiba terasa sakit.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status