"Hmm, entahlah. Pria seperti apa dia. Kalau dia pria introver, aku tak yakin kau bisa membuatnya menyukaimu, bahkan dia akan cenderung membencimu. Berhati-hatilah, pria semacam itu lebih membuatmu sakit kepala."Bella memicingkan matanya, mengingat sebenarnya pria semacam apa Edward itu. "Aku tak yakin, tapi sepertinya dia sedikit pendiam dan pemarah," gumamnya.##Pagi harinya, Fien Clark dan Alice telah bersiap menuju seorang pengacara kepercayaan Fien Clark. Mereka akan mulai mengusut kembali kejadian yang telah berlalu empat tahun yang lalu. Alice terlihat sedikit cemas, ia takut kehadirannya sama sekali tidak membantu penyelidikan."Apakah kesaksian seorang amnesia akan berguna, Fien?""Lakukan saja semampumu, tak ada yang bisa memaksamu untuk melakukan semua ini. Akan tetapi aku akan membawamu ke suatu tempat dimana pertama kali aku melihatmu."Alice hanya diam dengan apa yang Fien katakan. Tak lama kemudian mereka tiba di suatu tempat pemakaman. Alice melihat ke sekitar tempa
Steve adalah pengacara yang ditunjuk Fien menangani kasus pembunuhan Erick Davis. Ia sengaja melihat Antonio sepintas seolah-olah bukan apa apa. "Ah, tentu tidak. Aku memang sedang menunggu kedatanganmu. Bagaimana kalau kita lanjutkan? Dan sangat kebetulan Tuan Antonio juga hadir."Mata Antonio dan juga Fien Clark beradu, sama sama memancarkan rasa tidak menyukai."Kenapa kalian datang? Aku sudah katakan bahwa aku yang akan mengurus semua ini. Aku melihat kau sangat lembek kepada Grace, apa aku salah?! Bahkan pembunuhan itu dilakukan oleh orang terdekatmu, dan korbannya adalah saudara tirimu sendiri. Aku merasa kau tak sungguhan membela saudaramu."" Antonio, kenapa kau katakan itu? Ini tak benar Antonio?" Alice membela Fien Clark."Ah, gadis bandel sepertimu tak akan mengerti. Apa menurutmu Fien Clark akan menghukum Grace?""Antonio, aku menemukan fakta, bahwa pelaku sebenarnya bukanlah mutlak oleh Grace. Masih ada pelaku lain yang kutemukan dalam kasus ini. Aku yakin kau bahkan tak
Hari yang telah dinantikan telah tiba. Dimana Fien Clark berupaya untuk menegakkan keadilan atas saudara tirinya. Begitu juga Alice yang mulai bisa membaca kisah hidup mereka selama ini meskinya hanya melalui kisah yang diceritakan Fien Clark kepadanya. Ia tak menyesali, meskipun tak bisa teringat sepenuhnya tentang hidup yang dialaminya dahulu. Ia harus merelakan semua itu hilang dalam ingatannya. Setidaknya ada sebagian kisah, penggalan penggalan kisah yang tidak berlalu di dalam hidupnya.Ya, kisah dengan Fien Clark ternyata masih tersisa di dalam memori ingatannya.Kali ini, ia hanya mendengar dan mengikuti jalannya persidangan tanpa bisa banyak membantu. Syukurlah, Fien Clark dan Antonio berusaha keras untuk buktikan kejadian kejadian dengan bukti dan saksi yang sangat mencukupi untuk menjatuhkan hukuman hukuman kepada siapapun yang bersalah dalam kasus pembunuhan Erick Davis, saudara tiri Fien Clark dan juga bukti kejahatan Grace yang berusaha keras mencelakainya sehingga menim
Fien Clark membawa Alice ke rumah pantai bersama Alex putra mereka. Tiupan angin laut pagi itu terasa lembut dan menyegarkan. Tak hentinya Fien Clark membelai rambut Alice dengan cinta."Apa yang membuatmu mencintaiku?" tanya Alice pada Fien."Karena kau adalah Alice Greyson," jawab Fien Clark singkat."Sangat banyak nama Alice Greyson, haruskah kau menyukai semuanya?""Kalaupun sama, mereka tak lupa ingatan sepertimu."Alice makin cemberut."Pasti sangat buruk kejadian masa lalu bersamamu sehingga kau bahagia aku lupakan.""Ayolah, bukan begitu. Aku tak butuh alasan pasti untuk mencintaimu, bagiku kau wanita yang menyebalkan.""Menyebalkan? Benar, aku sangat menyebalkan karena lupa ingatan, jadi kenapa kau harus sejauh ini?"Alice makin cemberut dan kesal."Tahukah kau, Alice. Kau membuat kepalaku pusing karena tak bisa memikirkan hal lain, kau melumpuhkan sendi sendiku saat menghilang begitu saja, terlalu sakit dan menyebalkan karena sangat sulit mencarimu. Sekarang, haruskah wajahmu
"Ya, kau sangat pemarah sebenarnya," celetuk Alice dan meninggalkan Fien Clark menuju rumah pantai. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putranya.Di dalam rumah, Alex duduk menghadap begitu banyak mainan yang disiapkan Fien Clark untuknya."Sayang, wajahmu...kenapa jadi ada lipatan lipatan seperti itu? Sepertinya itu tidak baik...," sindir Alice. ia baru saja membilas tubuhnya dengan air hangat dan membalut tubuhnya dengan piyama handuk berwarna putih bersih.Mendengar itu, Alex segera menyentuh wajahnya. Alex ternyata sangat perduli dengan penampilan dirinya. Bahkan ia sangat perduli dengan tatanan rambutnya yang selalu disisir rapi.Alice menatap Alex yang bertingkah seolah memang terjadi sesuatu yang menakutkan di wajahnya."Dimana lipatannya, Mommy. Aku tidak merasakannya?"Alice tersenyum lebar. "Nah, setelah kau berbicara, lipatan itu sepertinya sudah mulai menghilang. Jangan cemberut lagi sehingga membuat wajahmu berkerut permanen," terangnya.Tak lama kemudian Fien
"Sejak kapan?" sekarang Alice yang keheranan dengan apa yang ia ucapkan. "Aku sungguh mengingat rumah kebun itu milikmu.""Ya, kau mengingat tentang rumah kebun dan itu adalah cerita yang selalu aku katakan ketika dahulu, kau belum menjadi wanita yang kehilangan memori. Tapi sekarang seolah kau mengingat dengan jelas.""Tapi..., aku sungguh mengingat itu... bagaimana bisa...,""Mungkinkah kau juga mengingat yang lainnya?"Alice memijit pelipisnya. Ini cukup aneh, seolah ia mengingat dengan jelas cerita tentang rumah kebun dimana Fien pernah menunjukkannya sekali waktu itu. Rumah tersebut dikelilingi kebun strawberry dan juga kebun apel. Masyarakat di sekitarnya juga ramah dan tidak terlalu berjauhan. Seolah ia tak melupakan tempat tersebut. Sepertinya sebagai memori Alice berangsur pulih."Tapi aku belum mengingat lainnya, atau bisa jadi aku teringat ketika berbicara sesuatu yang berkaitan ya....""Baiklah, tak perlu dipikirkan, dan ide itu cukup bagus.'###Antonio mengangkat Carruse
Antonio menyetir mobilnya dalam diam. Ia terlihat murung dan sesekali saja tersenyum membalas candaan Sherly.Sebenarnya Sherly sangat kecewa dengan sikap Antonio yang terlihat jelas memikirkan pertemuannya dengan Cindy.Apalagi, Antonio tak ingin bercerita dan berterus terang tentang pertemuan tersebut. Sherly justru merasa, Antonio memang masih mencintai Cindy."Antonio, tiba tiba saja kau terlihat kehilangan semangat. Adalah sesuatu yang mengganggumu?""Hmm, apa maksudmu? Kurang apalagi sekarang? Aku sudah meluangkan waktu menemanimu berbelanja, dan sekarang apa lagi salahku?"Antonio menjadi sangat sensitif, dan Sherly seolah tak mengenali suaminya ini."Tidak, tidak ada yang salah dalam hidupmu, semua ini memang salahku, Antonio. Maafkan aku," Sherly menitikkan air matanya. Ia mengatakan dengan suara bergetar sehingga membuat Antonio melihatnya. Antonio jadi bingung, kenapa Sherly malah menangis?"Hei, kenapa kau menangis? Hentikan sayang, Carrusel melihatmu, nanti dia mengira a
"Apakah kau memikirkan sesuatu? Apa yang sebenarnya kau pikirkan saat ini, hmm...."ujar Sherly. Tentu saja ia berusaha tegar sekaligus ingin tahu apakah Antonio akan bercerita tentang sesuatu."Tidak ada, Sherly. Aku hanya merasa letih saat ini."Sherly menggigit bibir bawahnya, ia merasa Antonio benar benar ingin menyembunyikan segalanya tentang pertemuannya dengan Cindy."Baiklah, kalau begitu beristirahatlah dengan baik. Aku akan membuatkan menu makan siang untukmu."Sherly membalikkan badannya untuk keluar kamar tidurnya. Biarlah semua itu tidak disinggung olehnya sementara ini, ia kan melupakan apa yang ia lihat.Sherly menuju ruangan dimana Alex dan juga Carrusel berada. Sementara itu Alice dan Fien Clark sudah beranjak bersiap untuk pergi."Jika kau mengijinkan, kami akan membawa Carrusel bersama kami," Alice memohon kepada Sherly."Tapi, bukankah kalian sedang dalam kesibukan, aku khawatir akan merepotkan kalian.""Tidak, kami hanya sebentar, hanya makan siang di sebuah rest