Antonio menyetir mobilnya dalam diam. Ia terlihat murung dan sesekali saja tersenyum membalas candaan Sherly.Sebenarnya Sherly sangat kecewa dengan sikap Antonio yang terlihat jelas memikirkan pertemuannya dengan Cindy.Apalagi, Antonio tak ingin bercerita dan berterus terang tentang pertemuan tersebut. Sherly justru merasa, Antonio memang masih mencintai Cindy."Antonio, tiba tiba saja kau terlihat kehilangan semangat. Adalah sesuatu yang mengganggumu?""Hmm, apa maksudmu? Kurang apalagi sekarang? Aku sudah meluangkan waktu menemanimu berbelanja, dan sekarang apa lagi salahku?"Antonio menjadi sangat sensitif, dan Sherly seolah tak mengenali suaminya ini."Tidak, tidak ada yang salah dalam hidupmu, semua ini memang salahku, Antonio. Maafkan aku," Sherly menitikkan air matanya. Ia mengatakan dengan suara bergetar sehingga membuat Antonio melihatnya. Antonio jadi bingung, kenapa Sherly malah menangis?"Hei, kenapa kau menangis? Hentikan sayang, Carrusel melihatmu, nanti dia mengira a
"Apakah kau memikirkan sesuatu? Apa yang sebenarnya kau pikirkan saat ini, hmm...."ujar Sherly. Tentu saja ia berusaha tegar sekaligus ingin tahu apakah Antonio akan bercerita tentang sesuatu."Tidak ada, Sherly. Aku hanya merasa letih saat ini."Sherly menggigit bibir bawahnya, ia merasa Antonio benar benar ingin menyembunyikan segalanya tentang pertemuannya dengan Cindy."Baiklah, kalau begitu beristirahatlah dengan baik. Aku akan membuatkan menu makan siang untukmu."Sherly membalikkan badannya untuk keluar kamar tidurnya. Biarlah semua itu tidak disinggung olehnya sementara ini, ia kan melupakan apa yang ia lihat.Sherly menuju ruangan dimana Alex dan juga Carrusel berada. Sementara itu Alice dan Fien Clark sudah beranjak bersiap untuk pergi."Jika kau mengijinkan, kami akan membawa Carrusel bersama kami," Alice memohon kepada Sherly."Tapi, bukankah kalian sedang dalam kesibukan, aku khawatir akan merepotkan kalian.""Tidak, kami hanya sebentar, hanya makan siang di sebuah rest
Sherly menatap wajah mungil yang tertidur pulas di tempat tidurnya. Baginya, Carrusel adalah karunia terindah yang ia miliki saat ini. Tak perduli bagaimana Antonio telah memberikan cinta yang tak sempurna selama ini, ia telah menyadari hal itu sejak lama."Tentu saja aku adalah pemenangnya, Carrusel. Mencintai kalian berdua bukanlah kesalahan. Aku selalu bertahan untukmu, Carrusel," lirihnya kemudian.Setelah puas memandangi gadis kecilnya, Sherly beranjak keluar dan menuju ruang kerja Antonio. Pria itu sedang sibuk membersihkan ruangan tersebut dan Sherly bisa melihat tumpukan kertas tak terpakai dan juga beberapa barang berserakan di lantai.Sherly memungut sebuah lukisan kecil dan membersihkan debunya."Kenapa kau membuangnya Antonio, lukisan ini sangat cantik dan aku menyukainya.""Hmm, ganti saja dengan yang baru, Sherly. Masih banyak lukisan yang lebih bagus dari lukisan itu.""Benarkah? Tapi, kenapa banyak sekali barang barang yang kau buang? Kau juga tak minta bantuanku?" pro
Cukup lama Alice memperhatikan wanita tersebut. Ada pintasan pintasan yang berlalu di ingatannya. Ia mulai merasakan mual saat berusaha keras mengingat senyuman dari wajah yang di hadapannya.Adapun wanita yang dilihat Alice juga sangat terkejut. Ia tak menyangka akan bertemu Alice dalam keadaan menyedihkan pada akhirnya.Melihat Alice yang hanya memandanginya, iapun merasa bingung dan salah tingkah. Untuk itu ia berdiri, hendak meninggalkan tempat tersebut."Hei, mau kemana?" sapa Alice.Violet tak menoleh. Langkah kakinya terhenti, menunggu respon selanjutnya.""Aku merasa, kita saling mengenal bukan?"Violet berbalik, menunjukkan ekspresi tidak bersahabat."Tidak, aku tidak mengenalimu. Maaf, aku harus pergi."Wanita tersebut pergi, membuat Alice heran dan justru semakin penasaran."Tapi kenapa aku sangat mengenali senyuman itu?" gumamnya.Sementara itu, Fien hanya melihat mereka dalam diam di mobilnya.Ia sangat mengetahui wanita tersebut setelah proses pengadilan kasus pembunuhan
Alice tak mengerti, tapi ucapan Fien Clark justru menyadarkan dirinya akan apa yang Fien Clark maksud. Artinya, Fien tak pernah bersamanya di rumah kebun tersebut. Sangat mungkin ia bersama Erick!"Fien...aku tak bermaksud...""Aku mengerti. Toh Erick sudah tiada. Maafkan aku, aku tak bisa menahan perasaanku."##Pertemuan dengan Violet, membuat Alice semakin penasaran. Ia segera mencari tahu siapa sebenarnya Violet ini."Menurut informasi, Violet adalah sahabatmu yang menjalin hubungan dengan Erick Davis di masa lalu. Gadis itu tak mengira kau menjadi kekasih Erick Davis. Itulah sebabnya ia menerima tawaran Grace. Violet berharap untuk kembali kepada Erick Davis, tapi ternyata Erick samasekali tak memberikan harapan sedikitpun. Violet kecewa, lalu semakin panik karena Erick akan mempublikasikan hubungan kalian dalam waktu dekat," kata Eddie menjelaskan siapa sebenarnya Violet."Apakah itu mungkin? Aku bahkan tak mengingat sedikitpun tentang Violet.""Bagus.""Bagus?""Benar, itu akan
"Benar, anda harus mengingat dengan baik bagaimana tuan Fien begitu mencintai anda dan berupaya melakukan yang terbaik, Nona Alice. Dan bahkan ayah tuan Fien Clark kembali bersama dengan Nyonya Jenifer, ibu dari Tuan Fien Clark."Alice tahu kisah itu. Perpisahan orang tua Fien Clark, membuat Fien Clark kehilangan sosok ibu sejak kecil. Lalu ayahnya menikah dengan wanita yang merupakan ibu dari Bella sehingga Fien Clark ternyata saudara seibu dengan gadis tersebut.Kehidupan Bella bahkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Fien Clark sekarang ini. Alice senang, Fien. Clark membuat keluarga yang telah bercerai berai ini menjadi bersatu kembali. Mereka sebenarnya telah kehilangan seorang putra yang hebat seperti Erick Davis, akan tetapi mereka mendapatkan Fien Clark juga cukup mengesankan."Nona Alice, apakah anda sungguh tak teringat Eric Davis samasekali?" tanya Eddie menyelidik.Alice terdiam, dalam pikirannya berusaha menerima kenyataan bahwa sebagian hidupnya telah hilang dan terputus
Kisah yang berlalu, menjadi pembahasan yang menarik bagi mereka saat ini. Bagaikan sebuah evaluasi dalam sebuah fase kehidupan, mencari celah untuk menimbang di bagian mana seseorang jatuh dalam kesalahan, kebenaran, keberuntungan atau kesialan. Fase fase kehidupan yang pelik yang membuat seseorang memutuskan mengambil jalan lain dalam menempuh hidupnya. Fase kehidupan yang membahagiakan sehingga seseorang memiliki keinginan untuk menyimpan fase itu di dalam memori ingatannya, mengabadikan di dalam lubuk hatinya meskipun terkadang semua fase itu toh akan dilupakan juga.Akan tetapi, sebuah penyesalan membuat seseorang masih terhimpit dan berkubang dalam masa lalu itu. Seperti yang dialami Fien Clark. Fase terburuk dalam hidupnya adalah membenci saudara tirinya, Erick Davis. Setelah mengetahui bagaimana Erick menjadi orang yang paling banyak mengambil bagian dalam hidupnya, ia merasa telah memperkosa kehidupan Erick Davis dan menyebabkan kematian. Erick mati disebabkan tunangannya yan
Alex duduk di atas pundak Fien Clark. Berjalan mengitari kebun apel dimana dahulu ia sering bersama Erick Davis. Ia beruntung karena bisa membeli sebuah rumah yang berdampingan dengan rumah kebun. Sehingga tidak perlu repot-repot melakukan renovasi rumah kuno miliknya. Sekarang, mereka bisa menikmati suasana berbeda dari rumah pantai dan memiliki banyak tetangga."Tubuhmu semakin berat, Alex. Sebentar lagi, ayah tak akan bisa menggendongmu seperti ini."Alex tersenyum geli. Ia paling suka digendong seperti itu, tapi sepertinya ayahnya mulai sering mengeluh."Kalau begitu, Daddy harus lebih sering menggendongku sampai aku puas, karena mungkin kau tak akan pernah menggendongku lagi nantinya.""Hei, itu bukan teori yang bagus, Alex?""Ambil kesempatan selagi bisa, bukankah begitu?"Fien Clark terkekeh, Alex sungguh pintar membantahnya."Baiklah, tapi Daddy punya syarat."Alex mendekatkan wajahnya ke sisi wajah Fien Clark."Apa syaratnya, Daddy?""Jangan mengetuk pintu kamar Daddy di mala